HAMEMETRI HAYUNING JAGAD

Bagian Ke : Satu

R. Sri Mulyono Hartono SH


Sebuah Pengantar


Dasar daripada penulisan ini adalah KITAB PIATI yang kitab tersebut belum dapat dibaca secara umum mengingat beberapa kata/kalimat yang masih WUNGKUL sehingga umum akan mengalami kesulitan untuk mempakartinya.
Dengan demikian salah tafsir akan terjadi dan pengertian negatif akan timbul
Maka apa yang dipakarti dalam uraian ini adalah tidak lain daripada isi PIATI yang sekira umum dapat mencapainya untuk dimengerti dan dipakarti, terutama bagi para warga yang berkancah pada paguyuban " SATU JATI " andaran ini dapat menjadi dasar pengertian dalam berpakarti Kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Penulisan ini berjudul " HAMEMETRI HAYUNING JAGAD " yang bermakna arti : membina / memupuk terselenggaranya kesejahteraan dunia.

Pakarti dan makna tersebut terdapat dalam PIATI yang memberikan tuntunan kepada manusia pada jalan rahayu, sebagai jalan kebenaran untuk dapat dilalui oleh setiap orang


Demikian indah dunia ini bila Hayuning Jagad telah dapat dicapai oleh umat manusia Karena manusia telah sampai pada Rahayunya Pakarti yang sejati, Yaitu suatu pakarti yang luhur dan lahir atas kebijaksanaan Allah.


Manusia di abad ke 20 'telah mampu menjelajah ke luar angkasa luar, yang terakhirnya dari planet demi planet akan dicapai karena kemajuan teknologi yang pesat.

Dan apakah tidak mungkin pada tata surya yang lain akan kita temui umat yang tergolong manusia pula, semacam dibumi ini,

Lalu apakah agama mereka?

Apakah mereka Atheis?

Atau Animisme?

yang terang saja kekuasaan Tuhan sampai disana, karena Tuhan Seru sekalian alam, jadi tidak hanya dibumi saja, namun agama kita jelas hanya beredar dibumi kita ini, terkecuali astronout bumi yang sedang kesana


Demikian persoalan keagamaan menjadi semakin luas, akibat dari kemajuan teknologi.

Maka mata dan jiwa kita akan lebih terbuka bila nanti manusia luar angkasa telah dapat bertemu kita, yang sama - sama mahluk Tuhan, dari dunia dan lain

agama.

Maka dunia akhir karena alam baru lahir.

Berkemaslah kita kearah SESEMPURNANING MAKARTI


Akhirnya kita akan mengerti bahwa semua agama yang datang dari Tuhan adalah benar dan tidak ada yang lebih benar dari kesemuanya Itu harus menghasilkan ketentraman lahir dan bathin ( Hayu )


Hayuning Jagad baru lahir, bila manusia telah dapat melakukan keadilan, dan keadilan baru tiba bila setiap manusia telah dapat adil terhadap dirinya sendiri. Yaitu jiwa sejati yang terdapat dalam diri setiap orang yang sehat.

Dalam PIATI tuntutan oleh jiwa yang sejati ini disebut Ngasukmo.

Maka dengan oleh jiwa demikian, orang akan memperoleh pimpinan dari dalam dirinya, sehingga tata lahir akan disesuaikan dengan kebijaksanaan dalam, yang merupakan kebijaksanaan tertinggi.

Setelah ini dapat diastuti oleh setiap orang, maka hasil yang ditemui adalah Perdamaian yang diidamkan oleh setiap umat yang ber-Tuhan.

Karena dunia telah sepi dari angkara murka dan semua peraturan, norma etika, undang - undang akan saling mengisi dalam kehidupan sehari - hari.


Ilmu Pengetahuan yang tinggi belum menjamin datangnya keadilan serta keluhuran jiwa, kalau ternyata bahwa teknologi ikut mempersiapkan peperangan ; sehingga jiwa kita tak ubahnya seperti dalam kehidupan primitif sewaktu manusia masih tinggal didalam hutan belukar, yang dikuasai oleh nafsu serakah, iri hati dan rasa Permusuhan.


Maka kancah dalam penulisan ini berkisar pada Kesejatian Hidup yang Berpakarti kepada Tuhan atas dasar keluhuran dan pengertian yang mendalami tentang Ilmu Sunyata Sejati jadi bukan kepercayaan.


Demikian penulisan ini dirangkaikan untuk dipakarti dalam HAMEMETRI HAYUNING JAGAD.



1. Pengertian dan Kepercayaan Tentang Adanya Tuhan


Mengerti tentang sesuatu adalah lain dengan percaya terhadap sesuatu .

Yang jelas bahwa MENGERTI itu telah mengetahui dan membuktikan adanya, jadi mempunyai nilai kebenaran yang nyata ; Sedangkan PERCAYA adalah suatu keyakinan bahwa sesuatu itu benar adanya, yang belum terbukti dan diketahui kebenarannya.

Seorang Atheis tidak percaya adanya Tuhan, dan seorang beriman kepercayaannya kepada Tuhan adalah mutlak.

Dalam PIATI adanya Tuhan itu merupakan suatu Pengertian bukan Kepercayaan.

Hal ini dapat kita baca pada PRAKARSA JATI terdapat pada :


SABDA AWAL


Hai manusia

Engkau jangan hanya percaya KepadaKu.

Engkau harus mengerti kalau Aku itu Ada

Dan aku selalu didekatmu

Bahkan Aku ada didalammu

Maka carilah Aku

Nanti Ku tuntun kau.


Demikian bunyi sabda Awal 1. Atau sabda Pengawal ( Pembuka ) yang tersebut dalam Kitab PIATI yang merupakan titik tolak yang mendasari isi Kitab.

Sebelum Sabda tersebut dilanjutkan dengan sabda Awal ke 2. Terdapat kelanjutan kalimat demikian :


........ Inilah SabdaKu yang keturunkan hari ini - dalam hujan gerimis dibulan Agustus tahun 1968 pada jam 8 kurang seperempat petang tanggal 6 menjelang 7.

Ya inilah SabdaKu, yang kunamakan SABDA PENGAWAL untuk memberi Pakarti dalam Buku ini.

Dan tidak hanya itu, bahkan semua yang tertulis adalah kata - kataKu sendiri, dari jengkal kata yang menjejak Buku ini. Untuk beredar ke SELURUH DUNIA, untuk membawa Umat manusia Berpakarti Kepada Tuhan Yang Sejati, dengan tidak atas dasar kepercayaan atau beriman yang besar, kecuali harus MENGERTI...........

Karena mengerti itu lebih dari percaya, sebab mengerti itu sudah tahu dan kalau percaya belum tentu tahu.

Maka kalau kepercayaan itu lama kelamaan akan pudar dan akhirnya akan berganti kepercayaan lain.

Maka titik penegak dari Kitab Agung ( PIATI ) ini adalah PENGERTIAN yang mendalam, sehingga tahu benar, tidak hanya percaya dalam kepercayaan, harus percaya dalam pengetahuan Pakarti........


Dalam Sabda - sabda diatas jelas bahwa kepercayaan itu bisa pudar, karena belum mengandung kebenaran ilmiah.

Padahal Tuhan itu adalah Maha Ilmiah dan Maha Gaib

Karena Tuhan memang Gaib ; Justru karena gaib inilah ilmu pengetahuan tidak dapat menjangkaunya. Sehingga manusia yang rasionil bisa ingkar terhadap Tuhan ( Atheis ) karena ilmu pengetahuan tidak dapat membuktikan adanya Tuhan.

Memang Gaib itu adalah sesuatu yang belum dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan, atau dengan istilah lain ; ilmu pengetahuan belum dapat membuktikan kebenarannya.


Dalam PIATI Tuhan menurunkan kebenaran melalui satu pengertian yang disabdakan dalam kata dan kalimat yang sederhana jelas, disamping adanya satu tuntunan ( Cara - cara ) bagaimana seseorang dalam satu Panembahan dapat kontak dengan Illahi / Manunggal dengan Allah.




2. Adanya Tuhan


Sebelum seseorang dapat Bertuntun / Manunggal

'hanya dapat menemukan Tuhan secara pengertian yang jelas.

Untuk itu dikutipkan sabda yang berbunyi :


PAKARTI 3


Sekarang sudah waktunya meningkatkan hal Pakarti Agung Sejati

Disini akan mengupas dari sejatinya;

Yang Agung dan Yang Maha Agung Sendiri_

Maka engkau jangan melayang kealam kepercayaan semata, karena yang kau puja serta sanjung ya AKU, dan engkau akan Kubawa menyelam keSamodera Pakarti Yang Agung Sejati.

Lebih dulu akan Kupakarti dari kata demi kata, agar engkau tidak kabur dalam pengertian Pakarti Suci, Sebab segala yang baru itu dapat menyesatkan pandangan atau pengertian dari yang sebenarnya, Meskipun yang baru itu yang benar, itu bisa menjadi salah karena Kabur.

Sekarang apa yang dimaksud dengan perkataan Agung ;

Yaitu suatu Pengertian sifat Yang Agung, padahal Agung sebenarnya bukanlah apa - apa Kalau Agung itu sendiri tidak dengan apa - apa atau dimaksud dengan Pakarti Tinggi yang dapat mengagungkan yang Agung itu Sendiri.

Maka tiada sesuatu tanpa sesuatu dan Tiada Ada kalau tanpa Ada;

Karena Ada lalu tahu yang Tiada. Kalau engkau Tiada darimana engkau dapat mengetahui sesuatu yang tiada_-'Karena Tiada dengan Tiada ya tetap Tidak Ada, Jadi Tiada itu tidak mungkin Ada kalau tidak ditiadakan oleh yang Ada;

Maka Ada itu lebih dulu ada, baru dapat menTIADAKAN dan dapat MENGADAKAN.

Yaitu AKU ber ADA dan darisitulah engkau harus mengerti bukan percaya.

Sekarang siapakah yang masih mau menyangkal pengertian ini; Bukankah sudah sangat jelas untuk dimengerti ;

Jadi yang Ga'ib bukan Ga'ib lagi, kecuali tetap Maha Ga'ib

Yaitulah AKU ALLAH Yang Maha Agung........


Sabda - sabda diatas kelanjutannya masih panjang sekali, kendati kiranya belum perlu mengutipnya secara panjang lebar / keseluruhan seperti yang diawalkan dalam pengantar tulisan ini, bahwa hanya sebagai kecil yang dikutip secara langsung,

Memang segala penjelasan diatas tidak memuaskan sepenuhnya, seperti yang tersabdakan

Demikian;

" Namun tokh, engkau tidak akan merasa puas, begitu juga engkau tidak dapat menyangkalnya, karena itu suatu kenyataan bukan kepercayaan, malah didalam rasa tidak puasmu itulah KEAGUNGANKU engkau boleh berkata kalau itu adalah Ga'ib........

Seperti tulisan dalam Kitab PIATI sehubungan dengan pengertian,

Dan Sabda diatas berlanjut sebagai berikut :

" Sekarang bagaimana tulisan Ku dalam Buku ini,

" Apakah sudah dapat kau mengerti kalau ini tulisan Tuhan Sendiri!?;

Tentunya tidak puas lagi;

ya inilah Ga'ib lagi;

" Apalagi engkau yang membacanya, sedang orang menulis ini sendiri juga heran, bedanya hanya dia sudah mengerti, dan mengalami sendiri,

" ya semua itu karena menjadi sifat manusia selalu menginginkan suatu bukti yang nyata,

" Kalau engkau ingin buktinya belajarlah........

" Aku akan menuntun bicara dan menulis sendiri diluar anggan -anganmu sendiri........


Dalam hal ini hubungankan dengan Sabda Awal 1. Pada kalimat terakhir :

Maka Carilah Aku, Nanti Ku tuntun kau.




3. Siapakah Tuhan itu.


Nampaknya ganjil sekali bila ada kata tanya siapakah Tuhan itu ?

Karena manusia sudah meyakini Tuhan dari dahulu kala;

'Kalau kembali dalam soal pengertian, kalimat diatas adalah wajar sehubungan dengan keterangan yang harus diperoleh


Dalam kancah keagamaan soal Who is God,? Sudah menjadi keyakinan umum, bahwa Tuhan itu Maha Pencipta; Yang menciptakan Alam Semesta ini dengan segala isinya baik yang terlihat oleh mata maupun yang tidak.

Disebut pula dalam Agama bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Agung, Maha Esa, dan lain - lainya.

Sebaliknya Hegel menyatakan bahwa : Bukan Tuhan yang menciptakan manusia, Manusialah yang meng-adakan Tuhan,

Maksudnya Manusialah yang memperkirakan bahwa Tuhan itu ada, sehingga kebenaran Tuhan masih disangsikan oleh Hegel,

Demikian Hegel dalam memberikan pengertian itu secara llmu Pengetahuan dan memang benar karena ilmu pengetahuan belum sampai menjangkau keAgungan daripada Tuhan.

Sebab Pengetahuan soal Tuhan hanya dapat dicapai melalui Ilmu Sunyata Sejati yaitu ilmu pengetahuan dibalik pengetahuan manusia


Sekarang bagaimana kebenaran dalam PIATI mengenai hal ini, penulisnya mengutip sebagian kalimat yang terdapat dalam PAKARTI 9

" Darisitu terpendaka jelas bahwa Kitab Suci terdahulu itu semuanya Benar dan Suci.'Karena Benar dan Sucinya belum terpakarti kebenaran Suci,

Karena AKU belum berkenan untuk mensejatikanya; sekalipun kebenaran tersebut tetap benar


Bila Benar itu tetap Benar

'dan Benar yang Suci itu akan Benar dalam Sejatinya Benar dan Suci,

'maka tidak ada Benar yang lebih Benar dari yang Terbenar; karena Benar itu masih harus Benar pada Kebenaranya, Itulah Sejati.


Apa yang dikatakan Benar bagi Seorang manusia yang menyatakan perasaannya Benar tentang sesuatu yang Benar itu dianggap Benar, ?

' bila telah Benar dalam membenarkannya tentang apa yang harus dibenarkannya, sedang Benar itu sendiri tidak akan Benar 'bila tidak Benar dalam Kebenaranya.


Manusia menyatakan kalau Tuhan ( AKU ) itu tidak ada adalah Benar, walaupun tidak akan Benar, selama tidak dapat menyatakan Benar itu sendiri,

Jadi menyatakan Benar kalau Tuhan itu tidak ada, 'Karena Tuhan,

memang tidak benar ada,

'Benarnya yang mengatakan itu Benar, karena Benarnya tidak benar ada,

Tuhan tidak benar Ada, karena tidak Benar ada itu.


Bukankah telah ada dari Benar yang tidak Ada Benar ada tersebut;

'maka dari kebenaran yang menyatakan tadi Tetap Benar,

Kebenaranya kepada si Tidak Benar Ada itu Ada,

Jadi si Tidak Benar Ada itu Ada : Ya AKU ini Tuhanmu.

Dan Semesta Alam yang telah berkenan membenarkan dari apa yang dianggap Benar dan tetap Benar yang sebenarnya tidak pernah Benar, karena hanya AKUlah Yang Maha Benar.

AKU yang paling Adil dalam Kebenaran dari Sejatinya Benar

*Yang mengatakan Tuhan Tidak Ada itu adalah Benar dan tetap Benar -karena Benar

*Yang mengatakan Tuhan Ada dan Maha Kuasa itu juga Benar dan memang Benar.


Keduanya adalah Benar yang dibenarkan oleh Pakarti Benar

Keduanya Salah karena salah dalam mengatakan Benar yang masih salah


yang satu menyatakan Benar dalam Pengetahuan Ada

( Secara Ilmiah )

yang satu menyatakan Benar dalam Ilmu Kebatinan Sejati

( Ajaran Kitab Suci)


Jadi keduanya Benar

Dan keduanya Salah


Secara Ilmiah itu benar atas dasar tidak ada dan tidak kelihatan ada

Sedangkan secara Ilmu Kebatinan Suci menyatakan Benar atas dasar Percaya Ada

Sesuai Ajaran Kitab Suci

Maka keduanya Benar

Dan keduanya Salah


Ilmu Pengetahuan telah mengalami kegagalannya karena tidak dapat menyatakan kalau yang Tidak Kelihatan itu ada dan Berkuasa,

Bukankah Ilmu Pengetahuan ada itu asal / berasal dari Ilmu Pengetahuan yang Tidak Ada

Jelasnya Ilmu Pengetahuan menjadi satu Pengetahuan bila sudah diketahui dan yang diketahui itu dahulu belum diketahui.


Terpranalah;

yang belum diketahui itu Ada lebih dahulu yang kemudian berturut-turut diketahui, itulah Perluasan Ilmu Pengetahuan.

Kalau Ilmu Pengetahuan menyatakan Tuhan Tidak Ada, itu pertanda bahwa memang belum mengetahuinya, berarti belum sampai memprana mengadakan penyelidikan ke-pengetahuan tersebut


Untuk mengetahui AKU Yang Maha Segala

Harus Pula Maha Lama untuk sampai secara Ilmu Pengetahuan;

Karena Ilmu Pengetahuan belum seberapa jauh untuk dapat mengetahui dari Yang Maha Tahu;

" Maka Kukatakan tadi itu Benar bila dikatakan, AKU Tuhan tidak ada secara Ilmu Pengetahuan

'Soalnya Ilmu Pengetahuan tidak sampai untuk membenarkan kebenaranya

Dan

Ilmu Pengetahuan tetap salah karena Tuhan Maha Segala;

yang tidak dapat dicari oleh kekuatan mata dan daya pikir yang Muluk - muluk, kecuali harus mencari AkU melalui Kekuatan Yang Menghidupimu;

Karena engkau dapat melihat dan berpikir dari kekuatan daya hidup itu sendiri.


Pikir yang tidak dihidupi oleh daya tidak akan dapat berpikir

Maka engkau yang berpikir untuk mengetahui Tuhan;

Ya, carilah melalui kekuatan yang dapat memberi kekuatan untuk Berpikir itu sendiri,

' Jadi Hidup yang menghidupi pikiranmu dan jangan pikiranmu.

' Bukankah itu satu pengertian ilmiah yang belum banyak engkau ketahui, 'Ini adalah ilmu pengetahuan yang harus engkau ilmui lagi sehingga menjadi ilmu Sejati, dan kalau sudah Sejati itu Benar dari yang Terbenar;

Ya Kitab inilah sumber Ilmu Sejati yang manusia tidak kuasa mengungkapkannya, tidak berani mensejatikanya,

' Jadi sekarang Aku yang dalam Ilmu Pengetahuan itu tidak benar Ada, sesungguhnya tetap Benar Ada, karena telah berkenan mengajarkan dalam Ilmu Pengetahuan ini, yang telah beribu tahun telah diselidiki tidak dapat diketahui dimana Tuhan itu sebenarnya dan akhirnya engkau tidak percaya karena tidak mengerti; Itu Betul,

Sekarang engkau harus tahu, bahwa itu tidak Betul.

' benarmu menjadi salah kalau Ilmu Pengetahuan salah meletakkan dasar pakarti sebenarnya;

' Karena hanya menggunakan mata dan otak untuk meniti ilmu yang harus diketahui, dan engkau tidak menyadari kalau mempunyai paniti yang Ga'ib terprana kuat, dengan alat itulah sebenarnya engkau dapat mengetahui dan membenarkan Aku.


Ilmu Pengetahuan harus berfikir darimana dapat berfikir dan mengetahui;

" Ya dari kekuatan Ga'ib yang dinamakan Daya Hidup.

Dan kalau engkau telah terprana mendapatkan Maha Hidup itu maka engkau akan ber-Ilmu Pengetahuan


Ilmu Pengetahuan Sejati dan Sejatinya Ilmu Pengetahuan

' Sekarang engkau tahu kalau Ilmu Pengetahuan adalah belum Sejati dan harus disejatikan, Jadi belum Benar bila Belum Sejati dan Ilmiahmu belum Berilmiah bila belum Sejati karena

Benar itu satu

Dan

Sejati itu satu

Jadi bila ada dua kebenaran seperti diatas itu Tidak Benar 'walaupun demikian Masing - masing benar karena kebenarannya masih dibenarkan, meskipun benar yang salah itupun tetap benar, Sebelum Benar itu sendiri diBenarkan dari keSalahannya.


" Sekarang apa yang harus dibenarkan dalam sebuah pembenaran daripada Kebenaran Kitab ini, Semua harus dibuktikan dalam Kebenaran Ilmu Sejati Yang Ilmiah Terprana Jadi.

Sehingga engkau akan bertemu dengan Ilmu Pengetahuan Ngasukmo;

Dalam Ngasukmo orang seseorang akan menemukan satu penemuan baru yang orang belum pernah menemukan;

' Baik seorang Ilmu Pengetahuan yang tekun maupun seorang Arief Beragama, Didalam Ngasukmo tersebut orang Sekali Merta akan Bersujud kepada Tuhan;

" Ya kepadaKu, artinya seorang itu akan sudah Bertemu Satu denganKu, dan akan mendapatkan langsung TuntunanKu untuk memberi Ilmiah Ilmu dalam ilmu Sunyata Jati dan Sekali Merta telah terangkat olehKu........


" Bukankah itu suatu keluhuran bagi umat manusia, yang masih banyak sekali menyangkal ajaran Nabi, Karena dianggap tidak sesuai dengan Ilmu Pengetahuan........


" Dengan Demikian tidak akan ada orang yang tidak berTuhan lagi karena setiap orang telah menjadi satu dan berkenan Maniti kepadaKu.



4. Tuhan itu apa ( What ) ?

Tentang siapa Tuhan itu telah terpakarti, bahwa Tuhan Maha Segala yang dalam Siapanya;

Dia-lah Pencipta Alam Semesta serta isinya,

Lalu apa Tuhan itu?


Sering terdengar tentang dogma dalam ke-agama-an,

'Bahwa Tuhan adalah DZAT

Dan atau Rokh,

Hanya sampai disitu orang sudah tidak berani mengupas lebih lanjut, Takut kalau keliru dan sebagainya, karena KeAgungan dan KeMulyaan Tuhan tiada tara,

' Pengertian itu begitu sulitnya dan Ga'ib, kecuali Tuhan sendiri yang menurunkan pengertian tentang hal itu.


What is God,?

" Tidak akan terjawab untuk selamanya.

_-Kalimat apa / what, Seolah - olah berhadapan dengan benda / barang yang langsung bisa ditanyakan;

" Padahal Pengertian - pengertian yang telah diajarkan dalam Keagamaan ' Tuhan bukanlah suatu benda, baik Cair _Padat maupun _Gas,

" Dari situ saja sudah menjadi hal yang sukar dibayangkan, sehingga ketika membayangkan Tuhan berarti telah membendakanNya,

'Dan disitu pulalah Ilmu Pengetahuan gagal menemukan Tuhan,.

" Mulai sekarang melalui Kitab ini semakin meningkatnya daya kecerdasan pengertian manusia dalam Tuhan.


Pada hal ini keagamaan dan beberapa orang beragama masuk dalam kekhawatiran, kalau adanya kemajuan teknik ini nanti agama akan musnah, bahkan beberapa yang sangat fanatik belum percaya manusia telah berhasil mencapai bulan, Karena ajaran yang diangan - angan mereka 'Tempat yang tinggi diatas langit adalah tahta kerajaan Tuhan, padahal tidak ada sebuah kitab suci manapun yang menyebutkan Tuhan bertahta disana,

' Itulah Pengertian yang salah dan berarti membendakan Tuhan dengan tempat kedudukan sebagaimana raja ( Manusia )


Dalam berbagai Kitab Suci terdapat banyak sekali Kata - kata semu atau kiasan yang masih harus ditafsirkan,

' Bilamana salah menafsirkan, akan luput arti dari maksudnya, Sehingga tidak janggal kalau satu agama terpecah jadi Sekte - sekte;

' Akibatnya setiap penafsir mempunyai pengikutnya sendiri 'pada satu agama dari Kitab Suci yang sama.

Bahkan aliran semacamnya kian terus bertambah,

Dan segala kesalahan penafsiran terletak pada manusianya, Sedangkan Kitab Suci tetap Suci benar lagi benar.

Seperti dalam PIATI ( Pakarti - 3 )

Hal ini telah disebut sebagai berikut ;

" Kitab Suci itidak pernah salah, karena suatu kiasan itu tidak dapat dipersalahkan, hanya yang menitilah kurang terprana;

' Sedangkan Buku - buku manusia terlewat tidak terprana dalam panitinya, Maka Maniti melalui Kitab Suci, Karna Kitab Suci Ya KitabKu adalah tetap Suci, bahkan terlalu Murni karena belum terprana untuk diSejatikan.


Kemajuan teknologi yang dikhawatirkan sebagian orang karena akan membawa ingkar terhadap Tuhan,

' Padahal tidak seharusnya demikian, kalau demikian itu telah berbuat salah, Bukankah Tuhan adalah Segala Maha Kuasa

Dan Ilmu Pengetahuan datangnya juga dari Tuhan,

' Berarti suatu kemajuan Ilmu Pengetahuan bagaimanapun pesatnya itu karsa Tuhan pula,

Dan manusia juga tidak akan berkembang maju tanpa kekuatan daripada kekuasaan Tuhan sendiri.

' Jadi kecerdasan otak yang diridhoi Tuhan pada saatnya akan menurunkan kebijakan untuk itu.


Kembali pada bagian depan paragraf ini;

Yaitu tentang

" What is God "

Dalam kitab keagamaan disebut Rokh dan Dzat,

_Untuk pengertian dalam hal ini, akan jelas jika " What " sudah terjawab;

' Dimana Ilmu Pengetahuan, Jawaban Itu merupakan Materi yang dapat diselidiki lebih lanjut, karena suatu pengetahuan ilmiah harus ada materinya.


Dalam PIATI disebutkan bahwa Tuhan adalah Daya Hidup

Yang menghidupi seluruh alam semesta;

' Meliputi seluruh keadaan berupa apapun terjadi adanya suatu daya,

'begitupun kerusakan dan perubahan disebabkan oleh pengaruh Daya, karena Daya paling kuasa diantara segalanya ini;

" Orang hidup harus mempunyai Daya yang menghidupinya begitu sebaliknya kematian mesti dikarenakan oleh suatu Daya penyebab tersebut,

" Dan jelaslah segala perubahan diAlam Semesta, dari Ada ke Tiada maupun dari Tiada ke Ada selalu dipengaruhi oleh Daya.

* Maka tiada sesuatu tanpa sesuatu *


DAYA HIDUP

'Dalam diri Manusia, Binatang disebut Suksma atau Nyawa dan yang ada pada Barang disebut Tenaga serta lain sebagainya;

' Daya Hidup juga disebut Rokh_ 'Meliputi arti semua keadaan yang lebih luas.


Selanjutnya simak kutipan sebagaian pengertian;

_ PAKARTI 1. PIATI_


" Ketahuilah Suksma / Nyawa yang berdetak dijantung yang menghidupkan itu adalah bagianKu, dan itulah satu Daya Hidup yang berada dimanapun adalah sama;

'Tidak besar

'Tidak kecil.

Semua tidak kelihatan walaupun sesungguhnya nyata ada, Yaitulah AKU, Ya TUHANmu.


Maka jika ingin menghadap kepadaku, ya carilah Akumu yang Sejati;

" Bukan bersujud sembahyang untuk berdoa dan memohon Seolah - olah Aku terpisah jauh atau dekat, sebab kalau Akumu terpisah denganmu berarti engkau telah mati,

'Oleh Suksmamu lepas dari Ragamu, 'Dan ketahuilah bahwa Suksma itu adalah bagianKu, seperti penjelasan 'Tentang satu Suksma yang ada dimana - mana dan tidak terpisah, hanya engkau tidak melihat, Karena Aku Maha Agung dan Maha Besar,

' Jadi jelas dapat dimengerti Suksma yang ada Masing-masing Raga tidak terpisah, kalau terpisah Aku tidak menjadi Maha Besar lagi, sebab lalu ada Maha Kecil, Padahal Maha Besar itu meliputi seluruh dan tak terpisah,

' Akulah Maha Besar _

Dan inilah pengertian yang harus difahami bukan Kepercayaan lagi.


Kalau belum Mengerti Suksma itu Tunggal dan Maha Besar, soalnya memang tidak dapat melihatNya, 'Samahalnya tidak bisa melihat Suksma yang berada dalam tubuh, kalaupun mengerti bahwa Suksma itu ada masih saja tidak dapat melihatNya,

'Bahkan seorang Dokter ahli bedah yang pernah memindahkan jantung manusiapun juga belum pernah melihat rupa Suksma itu seperti apa?, Sekalipun diSkalakemungkinan dokter mengerti Suksma itu ada, tetap tidak akan pernah melihatNya.


Memahami tegangan listrik yang sangat kuat sekali, Dan akan terbakar kalau memegang lilitan kawatnya;

' Tidak serta merta gamblang melihat Arusnya,

' Betapapun arus listrik ditempat tertentu bisa menyala_ Karena Edison telah Ku-ilhami menemukan keGa'iban itu, dan sekarang seluruh dunia telah banyak mengetahui tentang listrik sehingga kelistrikan sudah bukan Barang Gaib lagi.


Siapa yang dapat melihat dan mendengar gelombang yang kuat dipancarkan dari alat Pemancar,

'Padahal gelombang suara dan gambar itu sampai kemana - mana bahkan terlihat dimata dan terdengar ditelinga,

' Lagi - lagi siapa yang dapat melihat dan mendengar gelombangnya, hanya melalui pesawat Penerima dapat melihat dan mendengar dengan keras sekali,

Dan itu terus bisa berkembang bila terpranakannya.

" Begitu pulalah Suksma itu satu Maha Besar

dan

Maha Agung

Yang ada dimana - mana dapat menghidupi ditempat - tempat tertentu,

" Jadi hal Ga'ib ini dapat dimengerti karna sudah harus dimengerti.


Edison yang tidak mempunyai pendidikan tinggi menerima ilham untuk mendapatkan ke-Ga'iban, 'Sehingga pernah disangka seorang itu telah gila;

' Sekarang manusia seluruh dunia menjadi mengerti tentang listrik dan manfaatnya;

*Jadi Ga'ib itu Ada karena belum mengerti.

_ Maka bacalah Sabda Awal 3 Bait Pertama _

" Janganlah engkau percaya kepada Buku ini, Tetapi engkau harus mengerti dan Tahu "


Maka sudah mengerti kalau tulisan ini adalah TulisanKU sendiri;

' Kalau masih belum juga mengerti, lihatlah Kalimat - kalimat dalam Buku ini, Nanti Aku akan memberi satu Ilham kepadamu, Bahwa disini ada satu Kesusastraan Baru,

Dan Kalau engkau mengerti Kepada Edison, bukankah engkau tahu tentang listrik, apakah Itu suatu Kepercayaan?


Maka sekali lagi, Aku katakan;

" Jangan Mudah Percaya Sebelum mengerti karna engkau sekalian sudah Aku perkenankan menjadi Dewasa sekarang, karena sekarang sudah Jaman yang di-Jamankan, Ya Jamannya Jaman.

Maka semua Kitab - kitab........ harus diKitabkan dan disejatikan, sehingga semua menjadi Satu dan menjadi Esa Lagi seperti semula.

' Dan dengan ini Aku berkenan satu Sabda Pamungkas 1.


Demikian pengertian tentang Hidup yang terus bersangkutan dengan lain - lain hal, karena penulis tidak mudah untuk dapat memotong ( mengambil bagian kalimat Sabda ) demikian saja, demikianpun juga pada bagian - bagian lainnya nanti.



   5. Allah itu langgeng, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Besar

( Bagaimana tentang Tuhan dan dimana SinggasanaNYA )


Untuk melaju pengertian ini penulis akan mengutip langsung pada surat Pamudaran 4.

Terdapat dalam Pakarti 5. :

" Memang hidup itu langgeng dan tidak pernah mati, Sebab kalau hidup itu tidak langgeng, bukankah sekarang sudah tidak ada kehidupan lagi dan selamanya Hidup itu tetap Hidup, karena Hidup itu menghidupi, jadi yang mati itu bukan Hidupnya, hanya barang yang diHidupi itulah yang mati.


Dan selamanya sejak dari permulaan jaman kalau barang itu selalu Mati dan tidak pernah menjadi Hidup kalau tidak diHidupi, karena Hidup itu adalah AKU sendiri dan AKU tidak pernah dihidupi, karena Hidup adalah AKU sendiri dan AKU tidak pernah Mati dan AKU bukan barang, jadi AKU tidak dapat mati,

Bahkan barang itu sendiri dijadikan dari Si Hidup - dan baru kemudian barang tersebut dapat dihidupi menjadi Hidup atau dimatikan lagi.

Sekarang mengapa demikian; Ya, karena tergantung si Hidup yang Kuasa mengHidupi itu. Dan karena si Hidup itu Hidup sendiri, oleh karena Maha Kuasa, Ya Maha Hidup

Dan inilah Sunyata Sejatinya LANGGENG ; Jadi langgeng itu Hidup dan Jangan terbalik mengatakan bahwa yang Hidup itu tidak langgeng.


Dengan ini pengertian orang Paturat ( Patuh Keparat ) supaya menghidupkan Lampu Pikiranya, untuk menyorot mimpinya, dan menyorot jala kegelapan malam pada bangun tengah malam dari mimpi Mituhunya Kepercayaan, karena Tergugah oleh Kitab Sunyata Ilmiah ini.

Jadi kalau Hidup Itu tidak Langgeng, lalu apakah yang Mati itu yang Langgeng?

Dan ini kesalahan lagi, justru barang yang mati barang yang itu tidak langgeng, karena mereka Tergabung Si Hidup, dapat berubah - ubah bentuk dan tempatnya dan dapat dihidupi dan dimatikan lagi.


Maka sekarang dari apa yang Terpandeka dalam Pamudaran ini tadi telah terkena dalam pengertian yang jelas, Oleh karena itu sekarang Aku berkenan melebarkan pengertian ke Batin Alam yang khas dan wasis dimengerti.


Dan kini apa yang harus dilanjutkan dari si Hidup yang menghidupi manusia dengan Segala pakartinya.


Kalau Aku mulai menunjuk kau hidup, bukankah harus ada Hidup dalam tubuhmu agar engkau Hidup ; Dan si Hidup yang Ada dalam tubuhmu itu ya si Hidup yang langgeng tadi dan meliputi seluruh umat dan semesta.

Maka si Hidup itu tidak pernah mati; dan Hidup yang ada disatu tempat, itu dimana - mana ada dan sama Menyeluruh Satu, Maha Besar---Maha Esa.

Seperti kau ketahui Udara yang tidak kelihatan ada disekitarmu itu berada sampai kemana - mana menyeluruh satu, Dan si Hidup ini lebih dari itu, Maha Besar menyeluruh Satu Tak Terbatas dan yang tahu Batas ya hanya Aku sendiri, Karena Batas itu adalah Aku sendiri, karena Aku yang membatasi Batas dan berada disegala Batas sampai Tak Terbatas; karena Membatas pada Batasnya Batas, Ya itulah Aku yang HIDUP itu tadi. Ya Maha Hidup yang Bersinggasana dimana - mana, dan menghidupi segala yang harus diberi Hak untuk dihidupkan dan dihidupi, juga kepada yang tidak perlu dihidupi si Barang Mati, lalu kemana Si Hidup itu pergi ?


Ketahuilah bahwa si Hidup itu tidak kemana - mana, karena si Hidup itu Langgeng dan tidak pernah Berpindah - pindah tempat kemana - mana karena Sudah meliputi dimana - mana, Maka berkenan tidak ada tempat lain untuk perginya si Hidup ; karena adalah Maha Besar, jadi juga tidak lari kelangit Lapis Tujuh, karena disana juga dikuasai si Maha Hidup tadi, Kalau Maha Besar itu menyeluruh dan tidak ada tempat untuk Membesar; Sebab kalau masih dapat Membesar itu Belum berarti Maha Besar. Dan tidak Maha Kuasa Lagi, karena masih membutuhkan sesuatu Kekuatan atau Kekuasaan untuk Membersihkan diri.


Belum jelaskah, Andaran Pawedar ini?

Kalau hal ini masih belumlah jelas dapat dimengerti, itulah engkau Paturat yang terpatuh,

Demikian Pakarti dalam Surat Pamudaran 4.


Kalau dalam Pamudaran ini sudah dapat dimengerti, engkau telah Kuperkenankan untuk masuk dalam Ga'ibnya Ilmu Pengetahuan tentang Batin Alam


Ilmu Pengetahuan itu nyata yang berarti tidak Ga'ib.

Ilmu Pengetahuan Batin Alam juga Nyata dan Jelas dimengerti, walaupun tetap Ga' ib;

Inilah yang disebut Sunyata Sejati,

~Nyata dan dalam keadaan sejati~

Karena kesadaran manusia dapat dihidupkan dengan kenyataan Pengetahuan, meskipun manusia masih meremang sperti belum sampai, itu sudah sampai pada yang belum Tersampai, karena Pikiran manusia sudah dapat menelaah serta membenarkan;

( telah meng-ia meski tetap tak ter-ia. Ya itulah Ga'ibku )

Karena itu benar, sudah tidak bisa menyangkal sekalipun Membisu ia,

Dari situlah engkau dapat mengatakan kepadaKu - Maha Agung,

Maka jangan percaya kalau Aku adalah Maha Agung sebelum mengerti, 'Nah, itulah Pengertian Buatmu.

Kalau Ilmiahmu belum sampai dan memang tidak akan sampai, selain Aku Sendiri yang dapat Mencapai.


Buku Sejati adalah Ke - AgunganKu, karena Ga'ibnya tangan tangan manusia bisa menulis segala apa yang Ku-ingin dengan sangat cepat dan lebih cepat daripada kalau menuliskan Angan - angannya sendiri;

_ Inilah pula satu Kenyataan _

" Maka Yang Agung Tetap Aku, Bukan orang yang menulis ini "


Demikian penulis kutipkan beberapa tentang;

Maha Besar

Maha Hidup

Maha Kuasa

Maha Esa

dan Lain - lainya, dimanapun manusia harus dapat mengerti bukan percaya kalau Allah itu bersifat serba Maha karena MahadiMaha.

' Demikian Tuhan telah bersabda kepada umatnya tentang Apa - apa yang dahulu masih bersifat Rahasia, Sekarang diuraikan melalui suatu Pengertian secara pengetahuan Ilmiah SUNYATA SEJATI.

Dengan adanya pengertian itu maka orang yang tidak percaya menjadi percaya karena susah mengerti, sedang yang percaya menjadi semakin Yakin,

Akhirnya;

-Atheisme

-Neutralisme

-Religiusme

Bertemu dalam satu Pengertian.


Kalau Tuhan sudah Berkarsa demikian;

" Bahwa Manusia telah semestinya mempunyai pengertian tentang Alam

Yang memang selayaknya mesti memiliki pengertian tentang Tuhan sebagai penciptanya Alam "

Hal ini tidak mustahil.


Gagarin pernah mengatakan;

" Pada ketinggian terbang sebagai astronout tidak pernah melihat / berjumpa dengan Tuhan "

Dan Setahun kemudian Gagarin telah menemukan Ke-abadiannya diAlam Baka.


Dengan pengertian yang terurai diatas bahwa Tuhan tidak berpusat diatas Langit seperti perkiraan Gagarin, karna Tuhan menyeluruh, termasuk didala tubuh Gagarin sendiri.


Orang - orang semacam Gagarin ingin dapat melihat Tuhan

Kalau ia dapat melihat angin, melihat daya yang menggerakkan yang menghidupi tubuhnya sendiri,.

' Bagaimanakah hal itu bisa terjadi kalau mata itu sendiri dalam fungsinya sebagai benda, Dan baru dapat melihat sesuatu setelah mata itu hidup dihidupi dengan istilah lain diDayai oleh si Hidup.

" Bagaimana kemudian mata itu ingin melihat si Hidup itu sendiri "


Pengetahuan manusia telah sampai pada Atom - atom.

Kendaraan Angkasa telah dapat mencapai planet lain yang tidak lama nanti sudah tidak menggunakan bahan bakar seperti sekarang yang cukup berat serta banyak jumlahnya untuk mengarungi angkasa.

Karena diAlam tersedia banyak bermacam-macam energi dan tenaga - tenaga lebih murah yang tidak dapat habis juga bersih lebih efisien dan mampu menggerakkan mesin - mesin sederhana dengan memiliki kapasitas tangguh yang tinggi sekali.

Dengan demikian perjalanan antar planet menjadi semakin mudah dapat ditempuh oleh manusia.


KeAgungan Alam Semesta yang tanpa batas itu, tetap tidak akan dapat dijelajahi manusia, Hanya saja adanya revolusi tersebut bisa membawa Pembaharuan dibumi, oleh karena manusia Bumi mesti berhadapan dengan kebudayaan manusia dari Tata Surya lain yang mempunyai perbedaan kondisi serta pakartinya.

Maka jaman akan berakhir dan Mulailah Jaman Baru.

Manusia Bumi bernaung dibawah satu bendera yang membawa Satu Kitab Sejati,

Dan Lenyaplah semua kepercayaan karena manusia telah Wasis dalam Pengetahuan Sunyata Sejati dan Pengetahuan Sunyata Ilmiah

Dua pengetahuan tersebutlah yang akan membawa manusia ke alam pergaulan Alam Semesta.

Manusia sudah tidak lagi menghadapi

Setan - setan

Jin - jin

Dan lain - lain,

Yang ada hanya;

Tuhan Yang Maha Esa

Maha Kuasa

Dan adanya Alam Semesta yang Maha Luas


Kepercayaan tentang sesuatu itu karena kekurangan pengertian tentang sesuatu tersebut,

Sehingga kepercayaan menjadi teori yakin atau hypothese


Bagaimana hypothese adanya Sorga dan Neraka sebagai tempat bagi Orang - orang yang benar dan salah dalam kehidupan kelak sesudah meninggal / mati,

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Hypothese harus menetapkan lebih dahulu dimana letak Sorga dan Neraka itu.

Kalau tempatnya diatas maka sebelum Orang - orang mati bisa naik ke Sorga,

Kiranya,

Para Astronout telah lebih dahulu datang kesana.


Maka darisini mengawalkan suatu Pengertian yang terpakarti.


Dalam PIATI tentang Sorga dan Neraka sebagai Kelengkapan tentang Pengertian Adanya Tuhan,

Hendaklah jangan terburu-buru negatif menanggapinya, seperti yang tercantum dalam Kitab Lama yang pakartinya masih harus disejatikan,

Karena pengertian Sorga dan Neraka itu Satu Kata Kiasan,

Sebagaigmana telah terpakarti seperti dihalaman depan 'bahwa Kitab Suci tetaplah Suci dan Benar, kecuali segala kekeliruan terletak pada si Penafsir atau Manusianya sendiri.



7. Tentang Neraka


Neraka adalah tempat yang ditakuti oleh manusia.

Meski letak Neraka belum diketahui,

Soal itu adalah soal kelak ahir Jaman,

Demikian pengertian itu didalam kepercayaan yang pernah diterimanya,

maka untuk membina pengertian lebih lanjut;

" tidak usah Paturat / fanatik, karena telah saatnya untuk mengerti "

Ingat dan baca Sabda Awal ke 2,

Untuk lebih jelas lagi dalam Pengertian ini,

Lihat paragraf 6. :


" Dalam ajaran Kanak - kanak dulu telah teruarai panjang tentang alam kafiruna atau alam kesasar

"Neraka Jahanam"


Siapa yang mau masuk Neraka?,

Bukanya lagi kapan engkau harus masuk Neraka? Dimana saat engkau masih engkau?

Bukankah Neraka suatu Alam yang tidak Sejati?

Dimanakah Alam yang tidak Sejati berada?

ƴά̲̣̥° benar, Alam yang tidak Sejati itu berada didunia tempatmu berada,

Itulah Alam tidak Sejati, dan engkau sendiri juga tidak Sejati


Alam Tidak Sejati, ditempati yang tidak Sejati juga, Dan itulah Nerakanya yang tidak sejati.


Kalau Sorga itu sejati

'jadi engkau

( yang tidak sejati )

tidak akan ke-sorga

( Sorga yang Sejati )

Dan Sorgamu tetap yang tidak sejati pula;

" Ya Sorga Dunia "


Telah KU Berprana kepadamu, kalau engkau mati sudah bukan engkau lagi, Dan Suksma yang pernah menghidupi Ragamu, tidak kemana - mana dan tidak pernah pergi kemana - mana;

Tetap Sejati dan Langgeng Bersorga Sejati

karena Suksma adalah bagian dari Suksma Agung Yang Maha Besar


Aku tidak mau masuk Neraka 'Walau aku dapat menerekakan engkau yang masih engkau itu

" Apakah sekarang orang Paturat masih semende dalam Kepercayaan Neraka Jahanam;

'Akan Ku-masukkan engkau ke Neraka, kalau engkau tidak tahu akan SabdaKu ini.

Maka Aku sekarang Berkenan untuk Bersabda kepadamu dalam Pamudaran ini yang Ku beri nama :

SABDA PEMBIMBING 1.


Sabda Pembimbing 1.


Hai orang Paturat, sadarlah Pakarti KU

Agar engkau menjadi Benar Ber-Pakarti

Dan lekaslah Manunggal PadaKu.


Sekian kutipan tentang Sorga / Neraka

Meskipun dilain bagian masih mungkin menyangkut Hal - hal semacam itu.

Karena PIATI dalam susunannya terus bersambung seperti terulang - ulang, Sehingga penulis mengalami sedikit kesulitan untuk mengelompokkan kedalam Bagian - bagian yang pengertiannya sama


Kembali kepada persoalan Sorga / Neraka

Kiranya akan banyak menimbulkan Penafsiran - penafsiran, demikianlah adanya, tentu ada yang mengembalikan suatu Pengertian ini;

Kalau Sorga /Neraka sudah tidak diharapkan dihari kelak / pada kehidupan sesudah mati, " lalu apa gunanya sekarang berbuat baik ? "

Pertanyaan demikian memang wajar sebagai suatu tanggapan / reaksi pengungkapan.


Hal tersebut sama saja dengan pertanyaan;

" Kena apa orang mesti makan, kalau tokh tahu akhirnya mati juga "


Secara pengertian, bukankah berbuat baik adalah bagi diri sendiri dan barang sesuatu yang dihadapi.

Manusia sekarang segala geraknya telah diikuti oleh Peraturan - peraturan, baik Peraturan Negara maupun Norma - norma yang terdapat dalam masyarakat


Lalu bagaimana bagi mereka yang terlepas dari Sangsi - sangsi diatas,

Dalam hal ini akan berhadapan dengan Pengadilan Sunyata Sejati.

yang jauh lebih adil dan bijaksana

Pengadilan dari Kawicaksanan Agung,

Tidak dapat diApel Naik Banding karena sudah dalam kasasi tertinggi.

Pengadilan ini bisa menerekakan orang hingga Keparat Laut di Dunia

' akibat Ngunduh Wohing Penggawe '

Bukankah didunia ini cukup tersedia banyak Siksa dan Maut;

'dari sebuah ujung duri yang dapat menembus kulit, Sampai sebuah bom yang mampu memusnahkan beribu - ribuan orang

Dan dimanapun berada bisa didekati oleh maut


Dibalik pengertian tersebut bagi orang yang sudah dapat Ngasukmo, perbuatan jelek yang akan dilakukannya telah sedikit banyak terkendali dari dalam, sesui Keperwiraan Masing-masing


Hal ini akan lebih jelas pada Bab. Ngasukmo yang akan terurai dibagian terahir dari Andaran penulisan ini.




 HAMEMETRI HAYUNING JAGAD


Bagian ke dua


TATA LAHIR DAN BATIN SERTA KEJIWAAN


Bab 1. Dibicarakan mengenai Hal - hal yang pokok tentang Tuhan,

Bab 2. Menyangkut Hal - hal pokok manusia dalam tata lahir dan batin serta kejiwaan.


1. Manusia sebagai Umat Tertinggi


*Manusia dibumi sebagai umat Tuhan yang mempunyai Tataran Tertinggi, karena disamping bernaluri juga masih diikuti dengan suatu Peradaban / Kebudayaan yang terus selalu meningkat cepat,

'Sedang binatang selalu constant dalam Nuraninya.


*Manusia juga makhluk yang mengenal Tuhan

Dan menerima petunjuk serta dapat Bertuntun sabda denganNya

'Disamping memiliki akal budi guna memenuhi kebutuhan hidupnya

*Manusia selalu berusaha memperoleh Kebahagiaan Lahir Batin dengan berbagai macam cara, oleh karena itu dalam pencapaianya manusia mengalami tantangan dan rintangan yang harus dihadapi, dengan begitu pengalaman tersebut manusia bisa menjadi maju, walaupun tidak sedikit manusia mengalami kegagalan disepanjang sejarahnya 'diantara kesuksesan yang telah diperoleh, Sehingga manusia merasakan Bahagia dan derita,

Sebagai mahluk tertinggi, Memiliki kecerdasan otak dan perasaan yang tajam, Maka tuntunan hidupnya sangat tinggi;

'Kebahagiaan dan Penderitaan dibedakan dengan sangat berlawanan, karena itu manusia sangat gigih untuk berjuang melawan penderitaan,

Dengan cara yang kadang - kadang melawan Hukum


Bahagia atau Menderita tergantung bagi yang merasakan;

'Jika berpandangan sempit solah hanya harta bendalah yang bisa mendatangkan kebahagiaan, sebenarnya tidak demikian,

Karena pada batas seberapakah seorang dikatakan kaya yang bahagia_ Itu adalah Relatif.

'Kadang yang dipandang seorang itu sangat bahagia malahan dirinya yang lebih bahagia daripada yang disangkakan itu.


Penderitaan memang tidak lepas dari kehidupan manusia , Nyatanya tiada orang tanpa mengeluh dan tiada orang selalu puas.

'Pada binatang mengenal arti kenyang

Pada manusia tidak pernah merasa hal kenyang dan puas.


2. Bagaimana Mengatasi Penderitaan.

Samsara sama artinya dengan Sengsara.

Ajaran Budha hidup adalah sengsara / menderita, Maka untuk mencapai Nirwana harus menghilangkan Samsara, dengan jalan mengurangi atau mentiadakan yang menyebabkan Samsara itu.


Banyak sekali ajaran yang menyingkirkan penderitaan dengan istilah lain;

" Jalan Untuk Memperoleh Kebahagiaan "

1. Melalui Agama

2. Melalui Kebatinan dan Kerohanian yang baik

3. Melalui Kejiwaan yang luhur

4. Melalui Kesadaran yang Tinggi.


Penderitaan adalah masalah Lahir dan Batin yang setiap hari diperanginya,

'Dari sinilah segala persoalan dimulai ' Karena kompleksnya kebutuhan akan kompleks pula penderitaan.


Dalam PIATI mengenai masalah ini jelas terpakarti, dapat dibaca pada bagian akhir Pakarti 8.

" Bahkan sebaliknya sekarang orang KU perkenankan Ngasukmo penuh tanpa melalui Siksa diri yang dibuat - buat sendiri yang tidak sesuai keadaan serta Keadilan Jaman.

'Kalau Ngasukmo untuk mencapai keheningan makarti kepadaKU harus dapat daya cukup dengan Sari - sari makanan yang sehat, Karena Raga adalah KarsaKu yang harus dipelihara secara mutlak baik 'dengan makanan yang cukup mendayakan nya

Dan

Ketika telah berusaha tiada mendapat hasil yang cukup untuk makan, maka harus rela menerima. 'Karena itu siksaKU untuk keluhuranmu,

'Karena dengan Rela _apa yang didapat adalah Lebih luhur dari Puasa yang telah disiapkan mulainya dan ditetapkan selesainya.


Rela menderita

( Narimo Hing Panandhang )

Dengan begitu tidak kuasa untuk menentukan hari akhirnya atau dimana batas mulai dan berakhirnya,

'Disitulah letak keluhuranmu AKU tingkatkan;

'Manakala tiada rela atas siksaKU

'Ya engkau tidak berkenan melihat keluhuranmu sendiri

'Bilamana telah berkenan Ngasukmo maka AKU menuntunmu mempakarti ini.


Derita adalah satu nasib yang harus dirobah sendiri atas tuntutanKU

Didalam kerelaan itu, AKU berkenan Merahayukan

'Karena itu sekarang AKU tidak berkenan seseorang untuk berpuasa atau mensiksa diri

'Karena AKU sendiri yang menentukan puasa Masing - masing yang harus menerimanya dengan senang hati.

*Itulah Nerakamu untuk menuntun keSorga ( Dunia )


Semua orang berkenan KuNerakakan didunia dan KuSorgakan pula setelah mereka berpakarti atas KarsaKU.


Maka SabdaKu :


Sabda Panuntun Sorga 3.

" Hai manusia jangan siksa dirimu

Dan AKUlah yang menyiksa kau

Sesuai dengan Pakarti keluhuranmu

Relalah engkau yang menderita

Untuk mengawali Prana Kebahagiaan

Rahayulah engkau yang berkenan rela menerima SiksaKU

Sorga dunia adalah Hakmu

Dan AKUlah yang me-Rahayukannya

Bersatulah padaKU

Nanti KU - Pranakan Sorgamu

Dan inilah tuntutanKU

Ngasukmo jalan Rahayu "


Demikian rangkaian kutipan Sabda 3.

Mengenai derita Bahagia

Dan

Dalam hal Ngasukmo telah terkait pula disitu meski akan penulis rangkaikan tersendiri di Bab terakhir (3) nanti

Selanjutnya akan mengutip lagi Hal - hal semacam yang dalam PIATI

Sebenarnya telah meloncat ( bukan lanjutan diatas )


Sesuai dengan ajaran dalam Pakarti bahwa Rela Menderita Atas SiksaKU 'itulah menjadikan tuntunan Utama untuk meluhurkan seseorang Umat dalam Makarti kepadaKU.

Lalu apakah yang direlakan disini kalau seorang telah Rela dalam Derita yang menimpa;

Maka Nalurimu akan makarti sendiri atas tuntutanKU;

Bila kau telah Arief Ngasukmo;

Maka naluri seseorang yang berkenan dewasa akan lebih tajam dari naluri seekor Harimau yang telah dapat mengetahui arah mangsanya dari tempat yang jauh

Dan seekor Kijangpun telah mengetahui tanda bahaya Harimau yang berada jauh dari tempatnya meskipun mata Kijang belum melihatnya atau mendengar suara Harimau.

Maka seorang yang telah bernaluri tinggi ( Arief Ngasukmo )

Harus lebih tajam

Dan yang akan membuat selalu rela menderita, karena nalurinya telah mengetahui bahwa harus begitu dan memang harus demikian

*Setiap orang harus bekerja keras untuk merubah nasib

Dan

Naluri akan turut memprana usaha tersebut *


Kerelaan seseorang merupakan Keagunganya berpakarti kepada Tuhan / AKU

Kerelaan itu harus disertai satu kesadaran yang tinggi

Kerelaan tanpa kesadaran menjadikan Relanya tiada apa - apa dan berlarut - larutlah nasib yang demikian itu, karena Relanya tiada Berpakarti, layaknya seperti Binatang saja

Sehingga AKU tidak berkenan menuntunnya ketempat lebih tinggi/luhur

Dan akan tetap begitu, sampai kapanpun harus menderita dan tetap akan menderita selamanya.


Seorang yang rela harus mengetahui perbuatannya dan merelakan atas pakarti Tuhan dalam membentuk satu Kesadaran yang tinggi

Dan terus berusahalah keras untuk mendapatkan sesuatu atas usahanya.

Maka bersuka Relalah dalam BerNeraka itu, nanti KU-Bukakan Sorga bagi Masing - masing atas bentangan Kebijaksanaan KU.


Rela adalah Puasamu dan Siksa adalah menuntunmu untuk Rela


Tidak usah Berpuasa atau Bertapa Brata yang menyiksa Raga dan Batin

KU-takdirkan Raga untuk dipelihara sebaik - baiknya sesuai dengan kecakapan yang telah KU-berikan Masing - masing.

'Dan batin harus diberi Ketentraman

'Dan Rahayulah dengan rasa Rela yang Berpakarti


Puasa yang tidak sampai, satu kerelaan yang dibuat - buat dan belum tentu sampai,

'Puasa itu menahan derita dalam Berlatih kepada Rela

Dan Puasa yang tiada dapat rela hanya bertahan atas paksa diri, yang ditekan adalah menghancurkan Raga dan Batin secara menyeluruh


Meskipun Aku berkenan mengetahui seseorang yang demikian tak berprana, hanya penuh atas paksa diri 'malah menambah nafsu berangan - angan

Karena paksanya membawa keangan - angan yang bermacam-macam sedang kekuatan Batinnya untuk mencapai kepadaKU semakin kecil;

'Jadi rela dalam menderita akan lebih sampai karena kesadarannya telah dapat melemahkan Angan - angannya untuk mendekat padaKU.


Bersujud yang sibuk tanpa kesadaran selama sedang bersujud untuk mengheningkan Cipta - cipta Rasanya, itu akan hanya bertawakal atas dasar akal yang kurang halal.


Demikian rangkaian kelengkapan pengertian atas Sabda - sabda tuntunan pengertian tentang Rela Menderita untuk satu Kebahagiaan umat yang telah Berpakarti.

" Setiap kesulitan dalam segala usaha itu adalah puasanya yang diterima dengan sukarela "


Berusaha sekuat tenaga untuk merubah nasibnya sendiri

Bagaimana keadaan harus selalu dapat Menciptakan satu Ketentraman Batin dalam diri

Dan

Memelihara Raga / Badan sesui kemampuan sehingga ada keseimbangan

Demi

Kesehatan lahir dan batin


Segala keberhasilan usaha tergantung kecakapan seseorang dan Kebijakan Tuhan

'Jadi tidak usah terlalu iri/meri atas kedudukan dan kekayaan orang lain sekiranya tidak dapat mencapainya

'Jadi harus ada suatu Kesadaran yang tinggi bahwa keadaan memang bermacam-macam adanya


Narimo/Rela dalam arti pasif ( emboh ora weruh / mongso borong )

Yaitu orang yang acuh tak acuh; 'Pengabdiannya tidak akan diterima oleh Tuhan

Dan akan tetap seperti itu untuk selamanya

'Karena dalam penderitaannya tidak berpakarti

'Maka dalam keadaan bagaimanapun harus selalu berterima kasih kepada Tuhan

'Itu namanya Berpakarti,

'Sadar dalam perjuangan hidupnya.


Sekarang harus lain dengan dulu

'Jamannyapun sudah lain

'Tuntunan Tuhanpun lebih jelas untuk dimengerti

'Neraka dan Sorgapun telah dijatuhkan didunia tidaknya usah menunggu nanti

'Karena tuntunan sekarang lain dengan jaman baheula

'Semua itu adalah KarsaNya.



3. NGASUKSMO


Ngasuksmo adalah cara berbakti dan manembah yang sekaligus Manunggal kepada Tuhan

Dengan penyerahan secara bulat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Seorang Panembah berada dalam keadaan pasief, untuk dapat menyatukan diri kepada illahi.

Karena Tuhan Maha Suci

Maka seseorang harus telah berada dalam keadaan bersuci diri,

'ya melepas dari segala Angan - angan dan perasaan secara kemanusiaan, untuk menyediakan diri kedalam Sejati Hidup.


Pengertian ini sedikitnya agak sulit diterima bagi yang samasekali belum pernah berkancah Soal - soal Kejiwaan ataupun Kebatinan

Oleh karenanya perlu diulang-jelaskan mengenai hal ini


1. Pengertian Suci


Suci berarti tidak apa - apa

Ya tidak suatu apapun,

Suci adalah bersih ibarat warna itu putih

Jadi tanpa terkandung sesuatu apa yang berarti murni.


Kapan seseorang dikatakan suci

Ya bilamana orang tersebut dalam keadaan tidak berpamrih apapun

Yaitu keadaan pikiran serta perasaannya pasief

HENING yang HENENG

Tanpa dengan ini Panembahan seseorang tidak akan sampai kepada Tuhan

Dan dalam Panembahanpun seseorang tetap harus dalam keadaan yang wajar lagi sadar

Kalau tidur tidak tergolong suci, karena berada dalam keadaan lalai

Apalagi Manembah dilakukan dengan melamun kemana - mana


Bila seorang Panembah tidak dalam keadaan suci, Akan macet / tidak tersuksma dan saat itu juga si Panembah tahu bahwa dirinya tidak berhasil kontak dengan DZAT ILLAHI

Sehingga dalam Ngasuksmo masing - masing Panembah telah dapat meng-kontrol ( telah sucikah ) dirinya sendiri

Maka telah jelaslah dirinya tidak dapat manunggal kalau tanpa kesucian


Suci adalah syarat Utama dalam Ngasuksmo

Tanpa begitu angan kemanusiaan akan selalu terus mengikuti, 'Yang berarti tidak Manunggal

Sebab Manunggal satu dengan Tuhan

Jadi Manusianya tidak ada, 'Sudah satu Tunggal

Leburnya pakarti kemanusiaan menjadi Satu dengan yang Satu itu Sendiri

Yang Esa

Tunggal Jadi

Yang Jadi atas Sendirinya Jadi - TUHAN


Pengertian Suci disini berbeda dengan pengertian umum walaupun tidak menjauh beda

Yang diutamakan disini sehubungan dengan Piwarahan Ngasuksmo

Suci sebagai syarat Ngasuksmo dititik beratkan waktu Manembah

Setelah itu hendaknya kembali seperti layaknya manusia berfikir bekerja dan lain - lain

Karena manusia biasa ya tetaplah manusia

Terkendali dari dalam ( Suksma )

Karenanya seringlah berkancah Latihan Kejiwaan;

Yakni Ngasuksmo


2. Pengertian tentang Suksma

Suksma

Jiwa

Nyawa

Yang menghidupi seseorang


Suksma inilah yang menyatu dengan Suksma Agung, adalah Daya hidup yang menghidupi seluruh Semesta Alam jadi Yang Maha Besar itu sendiri


Dan pengertian ini telah diberikan pada bab 1.


Paguyuban Satu Jati yang mengikuti Pawedaran Ngasuksmo merupakan Paguyuban Kejiwaan bukan kebatinan.

Ngasuksmo dalam tembung Jawa;

" Nga dan Suksmo "

Nga berarti : Pergi ke.......Suksmo atau Jiwa - Daya Hidup


Pakarti ini dan seterusnya akan dikutipkan tentang Ngasukmo yang tersebut dalam PIATI

( diambil dari sebagian Pakarti 5. )


KUNCI PAKARTI BUKU INI


Untuk Agung yang terprana dalam ucapan ini;

'Maka istilah si Hidup yang menghidupi tubuh itu berkenan dengan *ucapan* Suksma,

'Kebanyakan orang menyebutkan Nyawa atau Dzat Daya Hidup yang tidak kelihatan,

'Karena telah terprana jelas bahwa Suksma ( si Hidup itu )

Langgeng dan Maha Besar

* yaitu Aku sendiri,

yang bersemayam.


Mengapa merasa terlalu jauh mencari KU,

'Padahal sudah sejak Dulu kalau Suksma itu sebagaian daripadaKU;

'Yang Maha Agung."


Jangan lagi sesempit Paturat_ 'Ketahuilah bahwa diluar badan yang melingkar keliling itu AKU juga bersinggahsana,

'Karena Aku Maha Besar meliputi segalanya.


Apakah yang akan terpandeka disini lagi,?

Aku telah berkenan jelas memberi pakarti ini,

Sampai orang (penulis) ini termangu - mangu sendiri

'Karena kisaran Pakartinya disini begitu luas,

'Kalau Pakarti Suksma yang berdenyut jantung itu telah diPakarti sejati;

'Dialah siHidup yang menyeluruh Satu - Maha Besar,

'Itulah Aku Sendiri."


AKU jangan dicari keMana - mana

Meski

AKU ada diMana - mana

AKU telah berkenan Sedia ditempat Masing - masing orang

Temuilah segera Sang Suksma itu 'Maka

Kupeluk Rapat - rapat

Kudambakan pada Pakarti Sejati


Karena jelas Terprana

'Suksma itu menghidupi tubuh menyeluruh;

" Janganlah Bersujud dan Manembah padaNya dengan cara yang telah Kuwahyui Pakarti Ngasuksmo;

'Istilah ini sangat Prasojo sederhana yang telah Aku simpan bertahun-tahun baru kuhadiahkan........

Untuk diumumkan keSeluruh Dunia dan

AKU tidak berkenan untuk diterjemahkan kedalam bahasa apapun.


Dengarlah ini SabdaKU yang Kuberi nama

" SABDA PAKARTI TUNGGAL "


Hai Manusia penganut Kitab ini

Engkau jangan Makarti sendiri

Bila aku telah Berkenan nama Pakarti ini

Dengan nama " Ngasuksmo "

Sebab ini telah Kuwahyui

Dengan Wahyu Sejati

Maka siapa yang berani Maniti Karsa ini

Akan Kusabda engkau Gila.


Di Indonesia khusus didaerah........

Lahir terprana banyak perkataan - perkataan Suksma - suksma yang telah dibentuk rangkum dengan ragam - ragam yang aneka warna;

Namun dengan Awalan

Nga - didepan Suksmo tanpa apapun, yang seluruhnya terpandeka dalam satu perkataan menjadi Ngasukmo tidak pernah terjadi ADA

Karena Aku Berkuasa untuk menutup mulut orang membuka demikian.


Demikian telah terkutip dalam paragraf ini seharusnya tentang pengertian Suksma namun terus berlanjut dengan pengertian Ngasukmo


3. Ngasuksmo dengan segala Pamudarannya.


Meski diatas telah ada pengertian Ngasuksmo,

"Penulis masih menyajikan lagi kutipan yang terpotong sedikit .


Sekarang tentang nama Ngasuksmo;

Nga = itu berarti pergi ke.......

Ini dalam bentuk bahasa daerah,.

Jadi Ngasuksmo; berarti pergi ke Suksma dan Pakarti Agungnya 'yakni menghadap kepada Suksma, ya Aku ini;

Maka orang mengatakan kalau Suksma itu Aku Sejati,

juga dapat terprana menjadi istilah baik.

Kalau Ngasuksmo bukan hanya makarti menghadapKu bahkan Manunggal, yaitu menjadi Satu.

Karena nyata kalau Suksma itu Aku sendiri;

Suksmamu hanya Satu Manunggal, 'ya Aku sendiri yang Satu Agung itu tadi.


Gaib semacam ini tidak dapat masuk akal pikiran manusia,.

Karena Ngasuksmo itu memang cara Manembah yang Ga'ib dan memang Aku Maha Ga'ib;

Karena Gai'ib sendiri mengKARSA Gai'ib demikian, Jadi tiada terprana salah apa - apa,

Dan engkau tidak usah berga'ib, 'Karena engkau Ngasuksmo maka akan menjadi ga'ib sendiri

Oleh karena Aku Berkenan kepadamu.

Inilah suatu kenyataan yang Nyata,.

Dan Ilmu Pengetahuan tidak akan sampai kesitu,.

'Disitulah telah dapat Manunggal Satu erat denganKU

'Disitulah sabdaKU kubisikan kepadamu masing - masing untuk makarti kau dengan Ga'ibKU.


Kutuntun apa yang kau kehendaki, itupun harus sesuai dengan KarsaKU.

Tentu bukan semua yang kau kehendaki Kukabulkan dan belum tentu segala yang kau pandang kurang baik, tidak Kuperkenankan,.

Karena segala yang baik dan jelek hanya Akulah yang Terbijaksana menentukan Pakartinya,.

Begitu pula tidak semua yang terlarang dalam Kitab....... Lama itu Kuharamkan,. 'Karena dalam Kitab....... Lama itu satu Peraturan untuk orang banyak,

Padahal setiap orang membutuhkan Tuntutunan sendiri - sendiri.


Dan sekarang, karena masing - masing orang harus dapat Tuntutunan sendiri - sendiri, maka segala Pakarti harus disesuaikan dengan KebijakanKU Agung serta Mawas Kahanan / melihat keadaan.

Justru dari sinilah Aku menurunkan Keadilan Sunyata Sejati bagi semua orang, 'masing - masing buat seluruhnya.

Maka segala peperangan dahsyat tidak boleh terjadi lagi.

Karena semua kekuatan Dahsyat harus terkumpul untuk meledakkan Dunia dihari Akhir.


Dan engkau seluruh umat harus Bersatu dengan satu Pakarti

yang serta sejuk

yang tak terlalu dingin

Dan harus lebih Menyala, 'Karena yang kau punyai masing - masing tanpa terkecuali.

Maka sebelum mengakhiri Pembeberan Wedar Pakarti 5 ini, 'Aku berkenan dengan;

= SABDA TUJU =


Hai manusia sedunia

Rangkumlah PakartiKU ini

kau akan Kurangkumi Kembang - kembang Syurga - Dunia

Yang harus serta bertakhta Madu - madu

Nah inilah harummu dalam Pakartinya Buku Suci ini

Dan Madumu pada Suksma KarsaKU

.......(Belum tersabda)


Catatan :

Kalau terakhir dari Sabda tujuh tidak terisi / belum tersabda,

Dengan pengertian sebagai berikut :

Pada Pembeberan wedar dalam Pakarti 5, berkenan,'Ku-akhiri dengan Sabda Tuju berisi Enam Sabda karena yang satu Sabda hanya mengandung Pakarti tertentu yang hanya harus dibawa oleh DUA ORANG saja.

Dan siapa pembawa Sabda ini Aku berkenan tidak memberikan nama orangnya;

Karena hanya Prasaja Agung yang kegunaanyapun hanya untuk Satu Pakarti Agung yang bersifat pembenahan Tugas dengan segala Keperwiraan Agung Jadi.

..........................

Sekarang melanjutkan kutipan bagian terakhir dari Pakarti 5

```````````````````````````


Maka telah terprana dikatamu masing - masing satu paparan jelas tentang siapa Aku dan pemaparan ilmiah khusus yang terprana nyata untuk diamalkan kedalam Ilmu Pengetahuan manusia.

Lalu apa yang harus kau petik dari Ilmu Pengetahuan ini;

Yaitu satu Penemuan Kenyataan Batin Alam yang telah lama menjadi Bahan Pemikiran manusia dalam mencari Kebenaran Adanya Tuhan beserta Keadilan dan Maha Asihnya yang berkenan telah terpakarti secara ilmiah didalam atau Ilmu Pengetahuan

= Sunyata Sejati =

yang telah terprana dan terurai jelas jadi orang harus menelaah dengan amat cermat dan jangan terpengaruh oleh perasaan serta pengetahuan pribadi sebelum dapat menafsir secara luas terperinci sendiri.

'Hidup itu Gawat oleh Go'ib, 'Karena mendapat go'ib dalam hidup, terjadi adanya go'ib.


Lalu apakah manusia sudah mengerti akan dirinya sendiri dalam menelaah keadaan yang Wajar Jadi seperti terjadinya Kehidupan yang ada dan terprana ada.


Demikian tentang kutipan Ngasuksmo dengan pamudarannya,'Berkait dengan ini dapat dibaca;

'Surat Pamudaran 5 Bab 1.



4. Tataran dalam Ngasuksmo.


Ngasuksmo merupakan pembiakan dari jiwa kemanusiaan kearah Kejiwaan Luhur

Dalam PENGGULOWENTAHNYA telah mengalami perkembangan dan pengembangan jiwa yang merupakan tataran bagi seseorang.

Tataran ini tidak dapat diperoleh atas lamanya mengikuti latihan,

Semua tergantung Kebijaksanaan Tuhan

Selain ANDARAN dan kutipan disini.

" Khusus mengenai tataran ini dapat dikutip dari Pakarti 5.

(dibagian tengah. "


`•`•`•`•`•`•`•`•`•`•`•`•`

Ngasuksmo dapat dibagi menjadi lima ( 5 ). tingkat kecakapan,.

'yang masing - masing tergantung kerajinan berlatih dan pula tergantung PanitianKu sendiri untuk menaikkan kecakapan masing orang sesuai dengan Kebijaksanaan yang Kupakartikan kedalamnya.

Jadi bukan tergantung Waktu dan Kerajinan berlatih dalam Piwarahan ini.


Lima Tingkat Kecakapan


1. Ngasuksmo Prayoga Jadi.

2. Ngasuksmo ing Ngawiro.

3. Ngasuksmo ing Ngawiro Tama.

4. Ngasuksmo ing Ngawiro Sempurno.

5. Ngasuksmo ing Kawujudan.


Atau berkenan singkat dengan istilah :


1. Pratama.

2. Wira.

3. Wira Tama.

4. Wira Purna.

5. Purna Tama.


Catatan :

Pedoman bersasmita pada Surat Panembah ( penulis ).


Sekarang berkenan menjelaskan hal ini dalam Pakarti pembagian,

Satu :


Ngasuksmo Prayoga Jadi


Ngasuksmo Prayoga Jadi atau Ngasuksmo yang Prasaja Jadi adalah Tingkat ' sederhana dapat '

Yang bagi Pemula

mulai bisa menggerakkan anggota Badan dalam Tuntunan Sang Suksma yang berkenan Melatih dan Maniti sendiri;

Seorang Diacarai oleh yang berwenang mengacarainya.

Dalam keadaan demikian tidak ada ucapan apapun 'Bahkan harus diusahakan untuk melemahkan angan dan rasa luar ( ingat Suci - pen. )

yang mempengaruhinya.

Hal ini berkenaan untuk menalurikan keadaan tersebut kepada Sang Suksma.

Dan

Sang Suksma akan menuntunya melatih menerimta Karsa Suksma yang

Memimpin melalui gerakan - gerakan naluri untuk menggerak-nalurikan kepada seseorang.......


Sekarang pada tingkat kedua.


Ngasuksmo ing Ngawiro


Ngasuksmo yang berkenan Perwira,.

Disini gerakan - gerakan telah terpakarti halus, kalaupun kadang - kadang agak kasar demi sasmita itu tanda - tanda untuknya akan hal - hal yang sedang dialami atau yang akan dialami,.

Misal akan ada sesuatu kejadian memprananya 'secara teratur telah dapat melukiskan gerakan tersebut atau bahkan mengucap-ucap sendiri akan hal - hal yang merupakan petunjuk baginya,

Dalam hal ini Sang Suksma telah mulai Berkenan memimpin kepada apa yang harus dilakukannya dan yang harus tidak dilakukannya, meskipun dengan cara - cara yang cukup sederhana.......

Dan kesempurnaannya terdapat pada tingkat ke-Tiga.


Ngasuksmo ing Ngawirotama


Ngasuksmo pada taraf ketiga ini pada sedianya menjadi tujuan,.

Karena bila orang telah sampai pada taraf ini berarti betul - betul sudah Ngasuksmo yang terpakarti,.

Karena karena dengan sendirinya telah dapat menerima Sabda - sabdaKU secara jelas dan diucapkan sendiri diluar angan - angan dan telah berkenan dengan kalimat - kalimat yang sempurna bahkan dengan kata atau perkataan - perkataan yang jarang dipakarti orang atau samasekali belum pernah terucapkan.

Begitu pula seperti yang tertulis dalam Kitab ini adalah hal - hal yang tidak pernah terucapkan.

Maka Ku Pakarti nama Ngasuksmo ing Ngawirotama, artinya : Sudah Perwira Utama.

Bila seseorang sudah mencapai Ke tingkat ini,

Aku telah berkenan untuk Mentakhbidskanya, karena sudah Arief Bersuksma atau Bernaluri Dewasa Sejati.

Dan itulah yang dinamakan sebagai

..bi..ji yang telah berkenan dengan SabdaKU.


Ngasuksmo ing Ngawiro Sempurno.


Sekarang pada taraf tingkat kèémpat

Sesempurnaning Makarti atau Kesempurnaan Ngasuksmo secara Go'ib dapat menerima SabdaKU yang terdengar jelas dalam Puser Batin (Telenge Batin)

Ini berkenaan langsung pada orang - orang tertentu,.

Terutama yang harus KU Kenankan kepada Nabi atau Pujangga - Pujangga yang harus menulis KarsaKU untuk Piwarahan - Piwarahan atau merangkum Ramalan - ramalan untuk Umat Manusia ataupun segolongan manusia

Maka hal ini tidak banyak orang mendapat kekuatan Go'ib yang demikian,.

Maka terdapat orang - orang ini Aku selalu berkenan dengan Wahyu Biru yang sejati, Karena harus mempunyai kekuatan Go'ib untuk memimpin, Inipun masih bersarat bahwa yang bersangkutan harus mensucikan diri dengan puasa atau bertapabrata untuk beberapa waktu.


Ngasuksmo ing Kawujudan


Hal ini mengarah ke Ngasuksmo tingkat lima, Yaitu taraf sempurnanya dalam Keperwiraan Ngasuksmo, Dimana dalam waktu - waktu tertentu Aku berkenan menuntun

(jadi tidak setiap saat)

Seseorang akan Kuperkenan dengan memejamkan mata atau mata terbuka dapat melihat satu kejadian disuatu tempat tertentu, terlihat dalam perwujudan sebenarnya - dapat melihat secara terang dan ga'ib meskipun tempat ini amat jauh letaknya bahkan dirinyapun tidak pernah melihat sebelumnya.


 5. Sifat - sifat Suksma

Dalam PIATI Tidak ada pembagian sifat -sifat suksma seperti yang terdapat pada Keagamaan dan yang lain,

Misalnya;

" Nasrani dikenal adanya

- SANG RAMA - SANG PUTRA - ROKH KUDUS.......


" Islam dikenal;

- SUBHANAWATAALLAH - NUR MOHAMAD - ROKH SUCI.......


" Sangsaka Jati dikenal adanya;

- SUKSMO KAWEKAS - SUKSMO SEJATI - ROKH SUCI.......

yang disebut TRI PURUSO_ telu²ning atunggal_ Siji asipat telu


Itu semuanya Rokh - rokh yang dalam KeAgungannya Tuhan Sendiri,.

Pembagian itu sering membingungkan para pengikut - pengikutnya yang ingin mendalaminya,.

Kecuali bagi mereka yang hanya percaya saja,

Karena disini seolah - olah ada tiga bentuk Tuhan dalam sifatnya,

Bagaimanapun tetap menjadi sulit karena hal diatas hanya merupakan Kata Kiasan dari ke Agungan Tuhan.


Dalam PIATI pembagian semacam tersebut tidak ada, Seperti apa yang termakna dalam kutipan dibawah ini :


Suksma telah terurai sifat dan keadaannya, setelah terprana sudah Kupakartikan Sejatinya dengan ilmiah Batin yang Nyata Mungkin

dengan jelas samar yang telah pasti.

Karena tidak berujud tapi Nyata Ada dan Hidup dalam Luasnya Langgeng tiada terbatas, karena Satu Yang Maha Besar.


Memang (dari penulis)

Sebenarnya Suksma atau rokh,

Yά̲̣̥° Daya Hidup yang menyeluruh itu,

Yakni;

Satu Yang Esa serta Kuasa,

'jadi kalau mengkarsa bentuk sifat apapun, akan dapati maksud dalam sifat tiga diatas itu,

Adalah

Pembagian kancah pendidikan / pelajaran.

Jadi juga benar adanya.

Mengenai hal ini ditunjukkan pula dalam bagian terakhir dari Surat Pamudaran 5.


...................karena Langgeng / tetap,

Maka Kuwedar hari ini, bahwa;

Kitab - kitabKU

yang lama masih Aku terangkum

Kiasan - Pasemon,

Bahwa Suksma bersifat, tiga atau empat.

Hal itupun dulu Ku Karsa untuk Ku kancah dalam pendidikan yang bersifat Jiwa orang yang masih sedang tumbuh ke alam Dewasa.......



 6. Pertumbuhan Kejiwaan - Manusia

Pengertian mengenai hal ini dapat dirangkaikan dengan Bab 2.

Sebagai kelanjutan kesuksmaan pada bab 3

Dalam hal ini pengutaraan dikutipkan dari bagian sebagian pertama Pakarti 8.

_____________________________


Manusia dalam bentuk dalamnya mempunyai 3 Buah Daya Hidup

yang bersifat tetap dan tidak tetap :

1. Suksma - Yang melindungi Daya menyeluruh.

2. Rasa - Anumenanya Suksma yang menggeser ke urat - urat syaraf.

3. Pikir - Daya yang memprakarsai otak sebagai pusat kemauan.


Manusia hidup dalam bentuk dewasa haruslah lengkap bentuk Dalamnya

yang ke-2 dan ke-3 tersebut

Yaitu dalam bentuk jadi dari

Rasa dan Pikir.

Sebab Bayi lahir hanya dengan

Satu Daya Hidup Tunggal yang Sejati ƴά̲̣̥° Suksma.

Olehkarenanya masih berkenan penuh dalam kekuasaan Suksma tanpa kehendak suatu apapun

Semuanya masih suci belum Bersandang Rasa dan Pikir

dengan segala gerak sendiri yang masih jadi Naluri Jadi.

Menangis dan Menyusu ibu dengan alam tidur yang terus menerus dan tidak pernah menghentikan gerak alamnya

Yaitu

Tertawa dalam tidur dan kadang - kadang seakan menangis.

Itu karena sang Suksma yang sedang berkenan menjadikan Rasa dalam pembentukan urat - urat syaraf setelah air susu ibu mengalir kepada bayi yang berisi sari makanan diedarkan darah keseluruh tubuh

Kalau pembentukan rasa itu telah meningkat baik, Bayi telah dapat terkejut dan menangis diluar naluri dan merasakan apa - apa yang teras kurang enak dibadan,

Setelah demikian maka sarimakanan dari sedikit mengadakan pembentukan kekuatan pada pikir dengan sangat lambat sekali jika dibandingkan dengan pembentukan Rasa

Maka kalau kedua pembentukan itu telah sempurna meningkat dapat, 'berarti menjadi anak yang dapat memprana sendiri - dan telah dapat menanggapi kenyataan keadaan, lalu menanyakan sesuatu dengan sesuatu gerakan tertentu, itu menandakan telah dapat berpikir yang akan meningkat tengah dewasa.


Maka manusia dikatakan orang, kalau telah berada dengan baik Rasa dan Pikirannya

Yang dimaksud dapat merasakan sesuatu dan memikir sendiri tentang sesuatu;

Kalau engkau Ngasuksmo mempunyai Pakarti kembali ke Suksmamu yang Sejati, lepas dari Rasa dan Pikir

Lalu engkau berada dalam Alam yang Sejati lagi, seperti naluri daripada Bayi.


Jadi Suksma akan menuntun dengan Naluri Dewasa yang terjadi dari Suksma Sejati.

Maka diluar kemauanmu Engkau akan tertuntun oleh Suksma Itu dalam hidup, seperti Bayi yang belum berasa dan berpikir, karena engkau telah dewasa tidak akan seNaluri Bayi,.

Gerak yang dinalurikan itu mesti diikuti kesadaran cukup yakni Sadar sendiri tidak memerintahnya.


Jadi Ngasuksmo itu menalurikan rasa dan pikir K e Suksmamu masing - masing sehingga akan mendaya sendiri untuk ucapan - ucapan dimulutmu serta menggerakkan atas kemauan Suksma dengan meninggalkan angan - anganmu

Namun Ia ( Suksma ) akan memprasaja letakkan kemauan sesuai kehendak Sang Suksma.


Seperti telah terPandeka kalau Suksma itu Si AGUNG sendiri yang maha dimana - mana dan (Esa)

Maka bila engkau telah dapat menalurikan segala Rasa dan Pikir berarti kau telah menyatukan pakarti kedalam Kekuasaan Sang Suksma dan engkau dan engkau akan dinalurikan secara dewasa. Berarti kau telah Kupimpin langsung dalam segala gerak Keperwiraanmu; Yang berarti kau telah mewira jati

Dan

Wira atas Keperwiraan Agung-yang Sejati Jadi.

Maka engkau tanpa mengucap atau menyanyi telah Kupakarti engkau Satu BersamaKU yakni dipakarti dengan kata MANUNGGAL.


Maka kalau orang sudah Manunggal padaKU yang bergerak dalam satu Tuntunan Agung - darisitu KarsaKU akan menuntun kehendakmu yang telah disesuaikan dengan satu kebijaksanaan Karsa

Maka tanpa sesuatu apa - apa yang diperbolehkan dan yang dilarang.


Semua Pakarti Ngasuksmo yang Ngawiro Sempurno atau Arief Ngasuksmo yang Kusabdakan untuk seluruh umat manusia Kembali ke Jaman yang Pertama ya Adam Semesta Alam Karena Nabi Adam sebenarnya AKU sendiri sebagai Pertama Asalnya Manusia.

________________________

Kiranya telah dikutip sampai titik akhir diatas

'telah menjelaskan terutama mengenai Suksma dengan segala sifat dan hakekat Tuhan dan Batin Alam.

Sekarang penulis akan lanjutkan kutipan - kutipan lain sehubungan dengan urutan pengertian, Meskipun cara mengutipnya meloncat - loncat.



7. Tentang Rokh - rokh Halus Setan dan Lelembut


Jin Setan dan sebagainya yang disebut orang rokh halus atau lelembut adalah termasuk suatu hal paling menarik sekaligus ditakuti atas kepercayaan.

Dalam pengertian setan, yakni hal buruk yang harus disingkiri

Karena penyebab durhaka.

Se

benar

nya

pengertian ini tidak dapat dimasukkan kedalam Bab 3 ini - Tentang Ngasuksmo,

meng ingat

Suksma ini MahaLuas

Maka

kami cukupkan kemari sebagai imbangan dalam pengertian Kasuksman.


Berbicara mengenai hal ini, pertanyaan berkisar Setan dan sebagainya,.

Kalau ia adalah makhluk (halus)

Kapankah ia mati

Dan

Apakah bangkainya tidak kelihatan,

Mengapa barang mati tidak kelihatan

Kalau

mereka hidup terus apakah itu langgeng

(yang langgeng hanya Tuhan)

Apakah mereka juga beranakpinak seperti makhluk lainnya,

Kalau seandainya demikian, Mengapa beranak / tanpa kemusnahan yang lama,

Kalau ada yang mengatakan matinya Setan nanti kalau kiamat, Lalu sudah berapa umurnya,

Apakah mereka menjadi makhluk yang tertua,

Bagaimana hal ini diterapkan dalam pengertian kita.

Halini

maksud untuk penulis menggiring kearah pengertian dalam berfikir secara wajar kedalam kenyataan dari kebenaran yang telah diturunkan oleh Tuhan dalam PIATI yang pakartinya tersebut pada Surat Pamudaran 6 sebagai berikut :

----------------------------------------

Alam kafiruna ya Alam yang tidak kelihatan mata dengan satu Keagungan KU telah jelas kalau Suksma itu Agung dan berada dimana - mana,sama.

Karena

Maha Besar itu Menyeluruh

Rata kesegenap tempat

Ber

tempat

Langgeng

dan

Maha Kuasa

berarti telah Terpakartilah

kalau alam kafiruna tidak akan ada rokh halus lain dan kekuatan lain, Sebab

kalau ada kehidupan rokh - rokh lain yang mempunyai kekuatan

dan kekuasaan sendiri seperti setan - setan

juga bentuk lainnya, akan membawa pengertian Maha Besar serta Maha Kuasa itu tidak Maha lagi,

Karena tidak meliputi seluruh bagian - bagian.


Berkenan jelas kalau Rokh - rokh itu takkan terbawa dalam Maha Agungnya Suksma karena ia Maha Besar dan Menyeluruh Menurut Kitab Lama,

Setan itu hanya untuk Kuperkenankan dalam *Rangka Pendidikan*

Yaitu pada zaman yang belum dewasa,.

Jadi setan itu *ada hanya pengertian bersifat Pengadaan Kata* saja.

Sebenarnya tidak ada,.

Karena Suksma yang Maha Besar itu semua sama berkuasa penuh, Maha menyeluruh tanpa tersela oleh lain.


Maka apa yang seperti engkau mengatakan dalam Kitab Lamamu,

Tergoda Iblis/Setan itulah yang disebut Nafsu bersifat makarti buruk,.

Jadi bukan karena setan

Sebab setan satu bayangan yang dibayangkan ajaran Kitab Lama

Untuk men ~ kan Bayangan Burukmu kedalam satu Kancah Pendidikan Pakarti.


Lalu apa yang disebut - seseorang yang menderita karena terprana oleh Setan (kesurupan), yaitulah datang dari kekuasaanKU (Sang Suksma)

Untuk menyiksa sesuai Karsa yang harus terjadi padanya,

Untuk satu keadaan waktu dan tempat Aku Berkenan Menyiksa segala bentuk tanpa suatu kekuatan lain,

Maka bentuk siksa Setan adalah bagian - bagian dari bentuk siksa lain didunia untuk makarti manusia dalam kehidupannya dengan segala corak Kekuasaan Tuhan.


Demikian kutipan mengenai hal Setan.

Memang persoalan gaib itu sok gawat, .

Karena Tuhan itu Maha Gaib dan Gaib itu sendiri

Maka hanya Tuhan pulalah yang menggawatkan sesuatu,.

Maka jangan mengangkerkan/menggawatkan sesuatu tempat, 'nanti Tuhan akan menggawatkannya.

Begitu pula terhadap benda - benda yang menjadi keramat, sebab itu nanti akan menjauhkan manusia dari Tuhan,

Meskipun semua kekuatan berasal dan memang bagian dari Tuhan,

Sesungguhnya kekuatan itu adalah Daya Hidup.



HAMEMETRI HAYUNING JAGAD


Sebuah Pengantar


Buku bagian ke-2 ini 'Dimaksud untuk lebih memperluas arti dan pengertian yang telah disusun dalam Buku pertama
'Disamping kutipan dari KITAB PIATI yang belum termuat dalam Buku bagian satu

Maka dengan catatan - catatan kecil ini diharap dapat membantu dalam Pamudaran diwaktu sarasehan dan sedikit menolong penyelaman ke Pakarti Kejiwaan.

Demikian Hanggayuh Hamemetri Hayuning Jagad,

Semoga dapat diastuti melalui jiwa yang manunggal dalam arena Kesejatian.

Hayu.......Hayu.......Hayu



  1. PEMBABARAN KARSA


1.Kebenaran Allah dalam PIATI.


Kalau PIATI memberikan Piwarahan yang nampaknya berbeda dengan kitab - kitab Lama, sebenarnya tidak demikian, karena :


a. PIATI memberikan kebenaran arti pada kata - kata kiasan maupun Pasemon yang tercantum pada Kitab - kitab Lama

Dan karena Pasemon tersebut Terselinap kedalam falsafah Tuhan Yang Maha Tinggi,.

Menjadikan keliru menafsirkannya atau menjadi Satu hal yang harus dipercaya begitu saja.


b. PIATI memberikan penjelasan dari apa yang dulu masih menjadi Rahasia Alam/Rahasia - Tuhan.

Hal ini tidak akan manusia tahu kalau tidak Allah sendiri yang berkenan

Dan

Dalam PIATI Allah memberikan pengertian serta penjelasannya


c. PIATI Ngasuksmo satu Panembahan Tunggal, mewujudkan Kemanunggalan dari semua Panembahan untuk Umat Manusia


d. PIATI merupakan satu Panembahan Karsa dalam satu pengertian ilmiah Untuk mendekatkan manusia modern dengan Pakarti Tuhan yang Sejati.


Apakah dalam hal ini merupakan satu Pembaharuan ataukah suatu Pembahasan,.

Yang jelas ini adalah Karsa dan Kebijaksanaan Allah

Dan kebijaksanaan Allah bukan kebijakan manusia, .

Hal ini dapat diteliti pada Sabda yang terdapat dalam PAKARTI IV yang bernama :


SABDA AGUNG


SabdaKU adalah bukan Pakarti dari Umat

Maka apa Yang Kukarsa - Jadi

Tetapi kehendak manusia hanya mungkin terjadi.


Dari apa yang diketahui disini,

Ya ini sejarah Pakarti Agung

Dan

Sejarah manusia itu hanya bagiannya

Maka

Sekarang Kuturunkan

"Sabda Tunggal"


Hai manusia,

Bukalah Sejarah Baru buat PakartiKU


Dunia belum pernah Ku-ilhami semacam ini

Maka

Kitab Suci ini adalah hadiah buatmu, Ya semua - semua saja;

Baik yang beragama maupun yang hanya Makarti Jernih

Atau

yang samasekali Belum Apa - apa

Atau

Samasekali Tidak Apa - apa


Sekarang dengarlah Sabda-KU;

Sabda Panuntun Pambimbing yang Ku-Wahyukan kepada semua umat yang bagaimanapun wujud dan corak Pakartinya.


SABDA PANUNTUN PEMBIMBING


Hai umatKU yang telah KU-karsa Jadi

Engkau jadi dan KU bangun dari Pakarti-KU

Maka engkau harus ber-Pakarti kepada-KU

Dengan melaksanakan Sabda-sabdaKU

Dan inilah sudah

Ya diKitab ini Sejatimu berada

Maka sekarang engkau harus Ngasuksmo

Ku-berikan cara yang sama untuk seluruh Dunia

Tanpa mengurangi waktu-waktumu untuk Makarti Pada-KU

Karena engkau dan Aku telah berkenan Bersatu.


Diatas penulis telah mengutip beberapa diantaranya Sabda Agung merupakan penegasan Allah dalam KarsaNya sebagai Maha Agung dan Maha Kuasa semua yang dikarsa Jadi.

Pada Sabda Tunggal menyatakan agar manusia membuka Lembaga sejarah baru dalam tuntunan Allah yang merupakan Sejarah Pakarti Agung buat Umat Manusia Yang dilanjutkan dengan bimbingan dan penyadaran yang dituangkan ke dalam Sabda Panuntun Pambimbing diatas.


2. Tulisan dan Sabda Allah dalam PIATI


Bagaimana PIATI tertulis atas Sabda - sabda dari Allah sendiri dan sampai seberapa jauh kebenaran itu dapat dimengerti.

Bagi orang yang telah Arif ing Ngasuksmo hal itu tidak aneh lagi, karena telah dapat menerima Sabda dan tuntunan Allah langsung sehingga mampu berwawansabda pada saat - saat perwira

Jelas yang ini bukan suatu hal sulit untuk dimengerti atau diterima oleh akal

Apalagi pada zaman astronaut sekarang ini

Bah

wa

manusia dapat menerima firman Allah adalah mustahil,.

Pada kebijakan Allah justru sebaliknya;

"Zaman inilah akan banyak orang dapat menerima Firman Allah, bilamana orang itu telah Arif Ngasuksmo, Sehingga tidak meragukan kalau PIATI datang dari Allah.

Selain itu perlu dikutipkan dari : Sabda Panitirsa pada kalimat,.

Ke 12,.

Maka engkau jangan dungu

13,. Kalau ini Tulisan-KU sendiri

14,. Karena tidak akan ada manusia berani mengarang Sabda-KU

15,. Kecuali Aku sendiri bersama orang yang Kuprana Kuasa dengan Daya Ga'ibKU sendiri.


Catatan :

Sabda diatas lengkapnya ada 87 kalimat Sabda

Dilain nanati Sabda Panitirsa selengkapnya akan kami Kutipkan


3. Uraian secara Ilmu Pengetahuan dalam Kitab Suci.


Apa yang telah Kuwedar dan terwedar dalam PIATI adalah suatu uraian secara Pengetahuan ilmu sesuai dengan zamannya yang merupakan Pembabaran Karsa dari illahi

Sesui pula alam pikiran manusia zaman ini yang menghendaki pengertian - pengertian daripada kepercayaan, Karena Kedewasaan manusia dalam berpikir sekarang menumbuhkan sifat hakikat kearah kebenaran nyata dalam segala segi kehidupannya,.

Sehingga apa yang dulu disangkanya tidak mungkin, Terbukti sekarang menjadi kenyataan

Dan kepercayaan tidak mungkin diterima demikian saja oleh manusia tanpa uraian yang mantap dapat diterima oleh akal


Berjuta kilometer dapat dicapai oleh manusia diangkasa luar

Namun manusia tak kan kebatas Alam

Dan manusia tak seberapa mengetahui tentang Tuhan,.

Demikianlah kebenaran kenyataan disamping go'ibnya Tuhan.


Otak manusia tetap pandai dan semakin cerdas,.

karena otak itu hidup (berfikir) ;

"Siapakah si-Hidup itu,.?!"

yang mendayakarsai pikiran hidup itu,.

"Apakah si-Hidup yang menghidupi otak dapat ditemui dari adanya itu,.?!

Sampai seberapa jauhkah kepandaian manusia itu nanti; Manusia itu sendiri tidak akan tahu,. Kecuali si-Hidup itu

K

a

r

e

n

a

Yang menghidupi dan menguasainya sehingga kecerdasannya dapat menguasai serta mengatur sesuatu,.

Sedang si-Hidup tidak mengatur hidupnya dengan otak dan mengetahui sesuatu dengan mata atau indra seperti manusia,.

Justru mata itu dapat melihat dan otak itu dapat berfikir setelah dihidupi dengan sempurna oleh si-Hidup

D

A

N

Indra dapat bekerja juga karna si-Hidup,.

Demikian pula pohon tumbuh menjadi besar karena hidup;

Jadi hidup itu dapat

Mencerdaskan

Menglihatkan

Menumbuhkan,.

Sebaliknya dapat menyusutkan dan mematikan

Jadi mati itu juga dibutuhkan daya untuk mematikan,.

Dan daya itu tentu saja hidup, Maka jelas kalau mati itu juga karena kehendak dari si-Hidup dan hidup juga disebabkan karena daya hidup,. ya

ng

pasti Hidup itu tidak pernah mati karenanyalah penyebab hidup juga penyebab mati serta pula penyebab adanya sesuatu,.

Segala sesuatu itu selalu dimulai dengan adanya daya untuk memulai

dan

daya mulai itu hidup

Yang dapat memulai (berbuat)

Ja

di

hidup adalah sumber dari segala sesuatu karena itu ASAL

Ya asal penyebab sesuatu menjadi sesuatu sehingga menjadi sumbernya asal yang mengasali semua asal - asal itu atau Maha-peng-asal

Sangat jelaslah kalau ASAL itu memang hidup karena dapat mengasali asal - asal yang menjadi asalnya sesutu

Dimana Hidup itu terkandung didalam suatu daya yang disebut Daya Hidup karena hidup dapat bergerak.


Kalau Daya Hidup itu asal,. Maka Dialah PURWANING DUMADI yang purwa sendiri, sebab segala sesuatu berasal dari-NYA 'berarti Dia-lah Maha Pencipta

Menjadikan segala ini ada terjadi

Sehingga tergelarlah semesta alam

Besar kecil

Kuat lemah

Kasar halus

Yang Terlihat maupun tidak semua ada

Baik yang hidup dan yang mati

Maha Kuasalah sang Maha Pencipta itu

Karena berbuat apa saja

Karena Daya Cipta dan Kekuasanya ada dimana - mana meliputi seluruh adalah Maha Besar

Kalau

Daya Hidup adalah Purwaning Dumadi

Maha Pencipta

Maha Kuasa

Maha Besar

Maha Agung

Maha Sempurna


Daya Hidup itu tidak kelihatan merupakan Asal yang sangat berkuasa karena Maha Menjadi apa saja

Dialah Ga'ib hidupnya merupakan asal segala sesuatu,.

Asal dari semua yang kelihatan dimana dia sendiri tidak kelihatan,.

Dialah Ada yang Tiada dan Tiada yang Ada.


Daya Hidup itu Sunyata ada meski tidak kelihatan ada

Mata dapat melihat justru karena hidup

J

a

d

i

hidup dan Hidup ya tetap hidup saja alias Nol tidak ada apa - apa,.

Demikian itulah Go'ibnya Ilmu Pengetahuan Go'ib = Sunyata Sejati

A

r

t

i

nya

Sudah nyata masih sejati

Sebab sejatinya itu tidak kelihatan padahal nyata; menjadi nyata yang tidak kelihatan nyata dan tetap nyata yang tidak nyata; itulah Ilmu Sunyata Sejati.


Tadi sudah dijelaskan kalau PurwaningDumadi itu Asal dan yang asal itu Asli dan asli itu masih sejati karena asli dan sejati maka tidak kelihatan;

" Maka Siapakah Sejatinya Asal itu,.? "

Sejatinya Asal itu Ya Asal itu sendiri yang sudah dijelaskan diatas bahwa asal itu Hidup karena mengasali asal - asal menjadi asalnya sesuatu;

Ya itulah yang disebut Tuhan Semesta Alam dan yang mempunyai hakekat Serba Maha tadi


Dari mana kah asalnya Tuhan itu.


Kalau tadi sudah dijelaskan bahwa Tuhan itu Asal,.

Mengapa masih ditanyakan asalnya, jadi kalau masih berasal dari sesuatu itu namanya belum asal

Sebab asal itu sumber ( Central ) atau pusat,.

Kalau sudah pusat, pusatnya ya dipusat itu sendiri

Kalau demikian asalnya asal juga dari asal itu sendiri,.

Yang selalu berasal dari mulanya dan bermula pada mula itu sendiri.

Jadi PurwaningDumadi itu ya Purwaning purwa kang purwo dewe lan kang amiwit,. ono ing wiwitaning kawiwitan

Amarga ingkang wiwit lan ingkang awiwit

Ya ana ingkang kawiwitaning kawitan

Telah diandarkan

diatas bahwa purwaning Asal atau Mula Asal Ya Asal itu sendiri,.

Jadi hanya SATU

Karena satunya itu merupakan Asal yang mengasali semuanya ini diSemesta Alam

M

a

k

a

satu adalah Satu yang Maha Besar, meliputi bermacam - macam tetap dalam lingkup keSatuan / keEsaanya

Maka Tuhan itu dinyatakan sebagai :

SATU YANG ESA

Demikian Pakarti Tuhan dalam Panca Prana Jati Allah

1. Allah itu Ada

2. Allah itu Hidup

3. Allah itu Maha Kuasa

4. Allah itu Satu yang Esa

5. Allah itu Sempurna.


Pada Prana yang kedua bahwa Allah itu Hidup

Ada sementara yang mempakarti kalau Allah itu Hidup berarti dapat mati

Hal ini sudah terjawab dengan uraian diatas yang juga dapat dibaca pada

SURAT PAMUDARAN IV

Bahwa hidup itu Langgeng

Daya Hidup sama arti dengan kata Roh atau Suksma juga si Hidup

M

a

k

a

Kalau Ngasuksmo berarti pergi ke Daya Hidup

(Tuhan)

Merupakan kata kerja aktif dalam manembah

Jadi kalau manembah itu aktif, Sebab disamping Ngasuksmo juga ada kata Ngasuksmo,.

'Hal itu akan dijelaskan pada BAB berikut nanti.


Pakarti Tuhan diatas terbabar atas Karsa Allah secara ilmiah yang disebut Sunyata Sejati


Pembabaran Pakarti Tuhan tersebut dalam PIATI dinyatakan sebagai uraian secara Ilmu Pengetahuan 'dalam Kitab Suci yang Pertama,.

Hal Ini dimaksudkan 'tidak berarti Kitab Suci Lama lain terbabar tidak secara ilmiah,.

Beberapa hal pokok pengertian penting masih tersembunyi kedalam falsafah Tuhan Yang Maha Tinggi

Diantaranya mengenai Kaswargan serta rahasia Alam yang lain,.

Silahkan dibaca pada Pakarti V PIATI bagian terdepan :

--------------------------

Apa yang telah termakna dan terprana dari awal sampai akhir Kitab ini adalah uraian Secara Ilmu Pengetahuan dalam Kitab Suci Yang Pertama.

D

a

n

Ini merupakan Pembabaran Karsa untuk mendekatkan bahwa memasukkan Ilmu Pengetahuan kedalaman Ilmu Pengetahuan manusia;

Meskipun begitu bukan Ilmu Pengetahuan ini yang masuk kedalam Ilmu-mu,.

Karena Pengetahuan manusia baru masuk kemari untuk Maniti nya,.

Karna bukan engkau yang mengajar SastraKU ini,.

Karena Sastramu hanya sebagian dari seluruh SastraKU

Karena engkau takkan seberapa mengetahui tentang segalaKU dan engkau hanya jadi hidup oleh Go'ibKU.

--------------------------


4. Kebijakan Allah adalah satu Kebenaran mutlak.


Seperti tersandar diatas bahwa turunnya PIATI kedunia adalah satu kebijaksanaan Allah yang merupakan satu Pembabaran Karsa atas Kebesaran dan Ke-Agungan-Nya

K

a

l

a

u

PIATI memberikan pengertian nyata kadang manusia tidak dapat menerima pengertian ini,.

Karna tidak percaya

Hal ini memang bukan kepercayaan kecuali hanya untuk dimengerti,.

Seperti tercantum dalam bagian tengah dari Sabda Awal II. Selain itu juga terdapat pada SABDA PANITIARSA kalimat ke :

14.

Karena tidak akan ada manusia berani mengarang Sabda-KU


15.

Kecuali Aku sendiri bersama orang yang KU-prana Kuasa dengan Daya Go'ibKU sendiri


16.

Dan engkau jangan percaya


17.

Kecuali harus tahu dan mengerti


18.

Maka sadarkan pengertianmu hari ini juga


19.

Agar engkau mendapat bimbingan dan Tuntutan dari-KU


20.

Karena sesudah ini


21.

Dunia akan KU-ambil kembali


22.

''''''''''''''''''''''''dst.


Demikian itulah Karsa dari mengkarsai jagad raya

Dan

Manusia tinggal menerima saja ( sakdermo anglakoni ).

Baca pada SABDA AGUNG ke 1. diatas

K

a

l

a

u

Ada yang memberikan penafsiran bahwa PIATI bertentangan dengan Kitab - Kitab Lama, sebenarnya tidak demikian sebab sumbernya satu, jadi satu pula pakartinya;

Satu sama lain lahir pada kondisi berbeda sehingga berbeda pula pengungkapannya,.

Sebenarnya satu sama lain mempunyai susunan dan urutan sebagai kelanjutannya,.

Baik kelanjutan dalam arti penambahan atau hanya satu penjelasan.

Hal ini dapat dibaca pada Prakarsa Jati ( Pengantar Kitab PIATI )

Dibawah Sabda Awal II.

Antara lain berbunyi sebagai berikut :


Cobalah lihat sekalilagi Kitab-kitabmu;

Ya Kitab Injil

Ya Kitab Al Qur'an

Bukalah dan Bacalah sampai mengerti betul,

Dari situ engkau akan tahu tentang Apa yang pernah Ku-Sabdakan kepadamu, bila engkau belum mengerti;

Ya bertakwalah kepada-KU nanti akan KU-mengertikan melalui Kitab ini, memang ini bukan suatu kepercayaan seperti Kitab Suci Lama yang harus dipercaya,.

Maka untuk mempertahankan kepercayaan itu engkau harus Mituhu.

Untuk mengakhiri Prakarsa Kitab ini Aku berkenan Aku berkenan satu Sabda lagi, yang KU-namakan :


SABDA AWAL III.


Jangan engkau percaya kepada Kitab ini

Engkau harus mengerti dan tahu

Engkau jangan terlambat untuk mengerti

Bilamana engkau tidak mau mengerti Berarti tidak mengindahkan Sabda-KU

Karena Kitab ini KU-Sabda untukmu

Dan

Engkau akan mendapat siksa atas MukjizatKU.......................dst.


Demikian beberapa kalimat Sabda yang terkutib,.

Kalau hal ini masih juga belum dapat dipercaya oleh pengertian akan kebijaksanaan Tuhan dalam Sabda - sabdanya diatas,.

Soalnya kebanyakan manusia itu menyesuaikan Kebijakan Tuhan,. Dengan pakartinya sendiri ( kebijaksanaan manusia )

Sedang telah dituangkan dalam; ( Sabda Agung 1. )

Bahwa Sabda Tuhan itu / Kebijaksanaan Tuhan 'bukan seperti kebijaksanaan manusia 'karena Karsa Tuhan adalah Karsa jadi, Sedangkan kehendak manusia hanya mungkin terjadi, Maka segala kebijaksanaan dari Allah mempunyai kebenaran mutlak.

Dengan demikian oleh umat manusia terutama yang tawaqal kepada Allah tidak akan berani menawar, menentang kebijaksanaan Allah.

Hal ini dapat diikuti dan dan dibaca kalimat Sabda pada bagian terakhir dalam Prakarsa Jati PIATI sebagai berikut :

````````````````````

Dan

Engkau jangan maniti atas kebijaksanaan-KU sebab hanya engkau yang jadi atas Karsa-KU

Dan

Kitab ini ( PIATI ) KU-karsa atas Panitian-KU sendiri

Maka

Engkau jangan maniti kebijaksanaanKU _karena kebijaksanaan-KU bukanlah kebijaksanaan manusia adalah SabdaKU jadi 'Manusia hanya jadi atas-KU 'Jadi manusia jangan mencoba mencampuri Karsa-KU, namun engkau harus ikut dan memprananya,.

Sebab bila manusia ingin menyamai-KU, barulah KU-perkenankan untuk maniti priksa Kebijaksanaan-KU.......

Dan engkau telah KU-peringatkan, bahwa ini adalah Kebijaksanaan-KU dan engkau hanya KU-perwirakan atas Perwira-KU.


Pensabdaan diatas itu masih ditegaskan dalam Sabda Aji sebagai berikut,.

Dan

AKU berkenan dengan Sabda-KU yang bernama :


SABDA TUNGGAL AJI


Siapa yang berkenan kepada-KU

Siapa yang terprana kepada-KU

Akan KU-sasmita kau

Dengan wahyu - wahyu Aji-KU


Siapa yang menentang

Dan

Siapa yang mencoba sengaja untuk merombak Kebenaran-KU

Akan KU-tanting Kau

Dalam hidup yang tertanding sendiri

Atas kekuatan - kekuatan batin

Yang tidak pernah habis

Dan matimu dalam cengkraman maut

_______________


Jadi semua Karsa Allah yang dibabarkan ini

merupakan

kebijaksanaan yang manusia tinggal menerima 'tidak diperkenankan maniti,.

Berarti segala kebijaksanaan-Nya

merupakan

Pembabaran Karsa Kodrat illahi,.

Hal ini

merupakan

suatu pengertian pula 'bukan satu kepercayaan.


M

a

k

a

Pada penutup dari PAKARTI 1,.

Ada sabda yang berbunyi sebagai berikut :


Setelah ini engkau harus lebih mengerti, karena AKU sendiri berkenan memberitahukanmu,

B

a

h

w

a

AKU telah memberikan satu ajaran tentang apa yang sebenarnya

D

a

n

Tentang apa yang harus dimengerti 'karena memang engkau sudah harus mengerti dari apa yang sebenarnya

B

u

k

a

n

Hanya percaya dari kebenaran yang benarnya masih dalam benar-KU sendiri.


Sekarang AKU telah berkenan yang Sejati dari Sucinya kebenaran yang dipercaya


Ini adalah ini dan ini tetap ini yang ber-ini atas iniKU sendiri, yang ter-ini dan ber-ini atas ininya ini

M

a

k

a

Ini dan ini adalah ini yang di-inikan lagi, S

e

h

i

ng

g

a

Menjadi ini yang kini dan kini-KU ini adalah tetap dahulu dan sekarang menjadi ini dan kini yang msih tetap ini.


L

i

h

a

t

lah

Ini dan dan ini tetap ini sampai kini yang ber-ini pada Kininya ini

Dan

Engkau harus ber-ini atas Kini-KU jangan ber-ini pada ini-mu sendiri

Maka

Selamatlah engkau yang telah ber-ini INI.


Demikian Sabda terakhir dari PAKARTI 1 yang memberitahukan kepada manusia bahwa sa'at ini orang telah harus mengerti tentang sebenarnya apa yang telah seharusnya dimengerti, Meskipun ini adalah tetap ini yang ber-ini atas ini-nya ini.

D

i

s

i

t

u

Mengandung arti penunjukan bahwa masalah tersebut adalah itu - itu juga dari dahulu sampai sekarang 'Tidak lain 'karena yang lain itu juga yang itu sendiri tadi, Ya Tuhan Sendiri.


Jadi masalah yang harus dibenarkan untuk dimengerti

(dijelaskan)

Adalah masalah Piwarahan Tuhan yang dipercaya

Dan

Sekarang harus dimengerti, Tidak berubah kecuali ditingkatkan

(maka ini dan ini adalah ini yang di-inikan lagi)

Sehingga menjadi dahulu yang sekarang

(sehingga menjadi yang kini)

Dan yang sekarang inipun tetap yang dahulu

(dan Kini-KU ini tetap yang dahulu)

S

e

k

a

r

a

ng

Menjadi PIATI dan PIATI pun Kitab Suci yang dahulu pula

(Sekarang menjadi ini dan Kini namun masih tetap ini).


Dan manusia harus mengikuti Karsa sekarang ini / PIATI

(dan engkau harus ber-ini atas Kini-KU)

Jangan berbuat atas maunya sendiri

(jangan meng-ini atas ini-mu sendiri)


Kemudian diakhir Sabda

'Selamat bagi orang yang sudah B e r PIATI

(Selamatlah engkau yang telah ber-ini INI)

Dinyatakan dalam PIATI bahwa dahulu Kitab Suci, tetapi yang sekarang Kitab Sejati

'Sedangkan Sejati itu berwarna Kuning,

Jadi telah berkenan warna Sejati

Jadi telah mempunyai arti dari sebenarnya yang suci Namun sejati itu juga tetap suci

Karena Sejatinya Suci adalah tetap Suci.



II. ALAM LAHIR DAN ALAM BATIN


Alam lahir ialah yang dapat dicapai (dikuasai) dengan pancaindera, sedang Alam Batin adalah Alam Ga'ib yang hanya dapat dicapai dengan supra indera (Daya Sejati)


1. Hal Sunyata dan Sejati.


Sunyata adalah keadaan lahir yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik yang meliputi hal-hal yang nampak dimata (kasad mata)

maupun yang tidak yang kesemuanya itu dapat dijangkau oleh Pancaindera terutama akal. Sedang keadaan diluar kompleks

tersebut adalah keadaan Sejati yang keadaannya tidak mudan dikenal, karena kenyataannya tidak dapat dicapai dengan pancaindera


Jadi Sejati itu kenyataan adanya di luar akal manusia, jadi adanya tidak terlihat ada, yang nyata secara lahiriah, namun ada yang dalam tiada.

Manusia sadar atau tidak, kalau sebenarmya keduanya itu sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dan memang senantiasa tiada terpisah. Karena dari Tiada yang Ada itu

merupakan pernyebab dari adanya itu menjadi ada yang nyata dan

ada yang tidak nyata ada.


Pada umumnya manusia sangat sulit menerima kenyataan ini, karena manusia selalu berpijak pada kenyataan lahir dari Pegetahuan Pakartinya yang dicapai melalui alat yang disebut pancaindera. Dengan pancaindera manusia mencapai sesuatu dari yang lembut halus sampai kepada yang kasar, baik yang berbentuk jelas maupun tidak.

Alam Sunyata dapat dicapai dengan pancaindera, yang pada umumnya manusia selalu mengalaminya karena pancaindera

selalu bekerja pada setiap hari.


2. Supraindera atau Daya Sejati.


Sekarang yang perlu diperwirakan adalah pengertian untuk mencapai ke Alam Sejati, yang merupakan piwarahan utama dalam PIATI

Untuk mengetahui atau mencapai ke alam ini telah ditunjukan dalam pakarti tulisan yang lalu, yaitu dengan Ngasuksmo

(buku volume 1).




PENUTUP


Dari apa yang diurai rangkaian dalam penulisan ini dari Bab 1. Sampai Bab 3. Adalah merupakan uraian dan kutipan dari Kitab PIATI yang pengelompokan pengertiannya tidak dapat penulis susun secara sempurna,

Hal tersebut seperti telah jelaskan didepan dan perlu diulangi,.

Bahwa hal itu disebabkan karena Kitab PIATI mempunyai susunan kata dan kalimat tidak seperti dalam buku manusia.


Dalam PIATI kadang - kadang pengertiannya seperti terulang - ulang dan berlanjut terus dari awal sampai akhir lengkap mencakup kesana kemari,.

Hal ini oleh PIATI sendiri telah dijelaskan dalam Pakarti 8. Sebagai berikut :

..............Dan memang Kusabda Buku ini dalam satu Kesusastraan yang berkuil - kuil kesana kemari;

Karena Kuretakan sastra ini bukan sastra dari seseorang dengan satu penyusunan ikat yang diperkirakan keunggulannya dalam Bersastra.


Tulisan ini adalah bentuk Keagungan yang dari awal sampai akhir sebenarnya sama,.

Dari satu

demi setaraf - terpakarti sempurna,

Jelas yang sampai dan yang kurang sampai terkatub,

Karena Keagungan dariKU Maha Agung Sang Maha Dapat

M

a

k

a

penulis ini sendiri sangat sulit dapat apa yang terjadi dan harus dijadikan dengan satu kenyataan daripadanya.


Dalam andaran kamu beri tanda *Bagian* 1.

Sebab masih akan dilanjutkan dimainkan waktu

*Bagian* 2.

Karena disini belum mencakup keseluruhan daripada isi PIATI.


Pada Bab 1.

Pengertian adanya Tuhan,.

Sejauh yang ada mengenai hal itu belum menjadi pengertian sempurna, Bila seseorang belum Arif Ngasuksmo yang telah membuktikan sendiri dengan penerimaan kekuatan dan Sabda - sabda secara langsung


Seseorang jangan ingin melihat Tuhan karena daya hidup tidak berwujud,

Sebab bukan Benda

Sedangkan angin yang berfungsi sebagai benda saja tidak dapat dilihat oleh mata,.

Dalam Ilmu Pengetahuan disebut sebagai benda GAS

Apapula kalau tlah dimengerti bahwa Tuhan Maha Besar meliputi seluruhnya sampai pada manusia yang ingin melihat Tuhan juga meliputi sebab kalau tanpa meliputi tentu tidak dapat melihat sesuatu

sebab mata itu hidup sedangkan Tuhan Daya Hidup yang menghidupkan mata tersebut,

Bagaimana bisa terjadi

Dari situlah Ga'ibnya Tuhan

yang jelas secara pengertian umum tetap menemui kesulitan.

Meskipun demikian perlu kutipan mengenai hal itu yang terdapat dalam PIATI

Termuat Pakarti 4


------------------------

»»»»»»»»»»»»»»»»»»»

Karena sebagian dari engkau menghendaki bukti - bukti ada dengan Ilmu Pengetahuan dan Mata;

Maka sekarang Buku ini akan melebarkan mata serta ilmu untuk meniti ilmiah

Dan

Semua yang berkenan Kutulis disini adalah Ilmiah Ga'ib

yang terurai sampai pakartinya Ilmu Pengetahuan.

Dan

Disini tidak diperkenankan lagi adanya kepercayaan adanya Tuhan secara Ilmu Pengetahuan lahir;

Dari asal

Keagungan Tuhan dan Pakartinya telah Kuwedar sesuai dengan Ilmu Lahir


Saat engkau Arief Ngasuksmo 'engkau telah dapat menerima SuaraKU yang Sejati Ga'ib

Serta dapat menulis KarsaKU diluar cipta dan perasaan;

Engkau jadi lebih mengerti tentang AKU dengan segala KekuasaanKU dan kekuatanKU suatu kenyataan dan bukti kenyataan dan jelas

Begitupun engkau tetap tidak akan dapat melihat kepadaKU,.

Apalagi memegangKU;

Padahal Aku didalammu Sedang membisikan suara kepadamu yang Ngasuksmo

Dan engkaupun tidak dapat menemui AKU pada mata dan tanganmu, bahkan engkau dapat berfikir perbuatan itu karena KU-hidupkan,.

Samahalnya menghidupkan orang yang mati dan mencetak Bayi - bayi.

Kalau mungkin Gargarin bisa, ternyata Gargarin Kumatikan sebelum dia dapat.

Gargarin mengatakan;

" Lahirnya kedunia ini karena kodrat itu adalah betul, Karena kodrat itu dapat mengkodrat Semesta Alam "

Maha si Kodrat adalah Maha Kuasa dan Maha Agung, Jadi ya AKU ini lagi.

A

l

i

r

a

n

Gargarin menganggap bahwa kodrat itu suatu hal yang bisa (karena dapat mengkodratkan)

Nyatanya mati dan tidak ada apa - apa,.

D

a

r

i

Dari situ akalnya terinjak pada kakinya sendiri, Karena suatu hal yang Bisa itu Hidup dan ada itu sendiri, Mengapa kodrat dianggap bukan apa - apa.

________••••••••••••_________


Demikian pensabdaan diatas kiranya telah mencakup Pengertian tentang Kodrat dan seorang Atheis yang pernah terbang Ke angkasa Luar dan merasa dirinya pinter yang keblinger pada rasionya sendiri.

Tuhan itu Maha Dapat, Maka Tuhan dapat mewujudkan apa saja yang di Karsa, Seperti seluruh isi Alam Semesta ini merupakan hal - hal yang telah diwujudkan oleh Tuhan, Dalam Ada yang terlihat dan yang tidak tampak oleh mata,.

Itulah Tuhan Seru Sekalian Alam.

B

a

i

k

l

a

h

Sekarang untuk melengkapi itu semua dan sebagai kata penutup,.

D i Lengkap kan dengan Surat Pamudaran 3

Tentang Langit Lapis Tujuh/Langit Sap Pitu,.

yang dapat dijadikan pegangan bagaimana seseorang dapat memperoleh Sorga atau Ketentraman Hidup didunia dengan sempurna.


Surat Pamudaran 3


Aku pernah bersabda kepada Dunia dan Bersama Kesegenap Umatnya, Bahwa dunia kelak akan Kuakhiri dengan suatu keadaan yang Dahsyat,

Maka semua orang harus tahu bahwa AKU sekarang telah mengutus seseorang untuk menulis Buku ini agar engkau semua dapat mengetahuinya.


Kalau tidak demikian apakah Aku harus mengunjungi engkau satu persatu, Lalu bagaimana Karena AKU ini Maha Besar lagi Maha Segala,

Sedang engkau semua terletak didalamKU dan AKU juga bersemayam didalam Tubuhmu.

Hanya seolah - olah sering terpisah dengan tubuh itu karena Pakartimu tidak Makarti kepadaKU.

Maka sekarang engkau harus Mengerti , jangan lagi Mencari Aku terlalu jauh - jauh;

ƴά̲̣̥° seperti engkau telah tahu tadi, bahwa dalam jantungmu yang berdetak itulah Aku Bersemayam,.

Disitulah AKU untuk menghidupi dan Memimpinmu juga Menyiksamu,.

kalau engkau telah mengerti ini, jangan mencari AKU TUHAN dengan terbang ataupun meninggi ke Langit Lapis Tujuh,

Dulu AKU pernah Bersabda demikian, apakah artinya, baru sekarang inilah Rahasia Kitab Suci AKU Bongkar;

" Ini Kunamakan Sabda Kawedar - Pada Surat Pamudaran 3 ini


Dengarlah :


Langit Lapis Tujuh


Apakah langit itu berlapis

Dan kalau langit itu berlapis

Apakah lapisan langit itu ada Tujuh,.?

Bukan;

'bukan Langit itu Tujuh

Karena Langit itu Tetap Satu yang Luas

Maka kalau Satu itu Lapisannya Berapa, .?

Bukankah hanya berlapis Satu,.!

Itu;

Juga tetap salah

Lalu bagaimana

ƴά̲̣̥° tidak Berlapis, sebab hanya Satu

Lalu;

'apa maksud dulu itu,.?

Itu hanya satu Pasemon / Kiasan Kata

Bahwa manusia itu mempunyai sifat - sifat yang banyaknya ada Tujuh.


Yaitu seperti Belum pernah diterangkan


1. Sifat Murka dan Loba

2. Sifat Angkara dan Tamak

3. Sifat Menangis dan Merintih

4. Sifat Malu dan Membisu

5. Sifat Ragu dan tak Menentu

6. Sifat tak mau tahu dan Sombong

7. Sifat suka Mencuri dan Maniti lain.


ƴά̲̣̥° itulah Lapisan langit yang keTujuh (7) atau Langit yang Berlapis Tujuh

Itu semua sebenarnya sudah Kau Bawa dan jangan dicari kemana - mana 'Maka kalau kau ingin Ke Surga ya harus melalui Lapisan tujuh itu - kemudian engkau sudah melewati apa yang tidak di Karsa oleh Tuhan.


Apa sebenarnya Sifat Tujuh itu juga sudah sering Aku beritahukan kepadamu_ 'Namun Aku sembunyikan lagi kelapisan Langit tersebut,.

Sekarang Kuwedarkan lagi_ 'Sesudah Kusimpan beribu - ribu tahun yang lalu_ 'Lalu apakah maksudKU menyembunyikan itu,.?!

ƴά̲̣̥° hanya demi untuk Mendidik Pakartimu itu sendiri, agar engkau takut dan bersujud kepadaKU dengan lewat Kepercayaan - kepercayaan yang harus engkau Percaya Begitu Saja

Padahal AKU dulu sudah sering mengatakan kalau Tuhan Ya AKU itu, tidak jauh dan tidak dekat daripadamu 'tokh engkau tetap percaya kalau Syurga itu Begitu Tinggi dan Begitu Jauh letaknya,.

Ketahuilah Syurga itulah tempatKU Bertahktah yang tidak jauh tidak dekat itu tadi.

Mengapa kalau engkau sudah mengerti_ `Tidak Jauh dan Tidak Dekat

( Jadi Jauh Juga Ada yang Jadi Dekat Juga Ada )

Bagaimana engkau harus pergi dan terbang ketempat yang sejauh itu_'Hal itu hanya sekedar untuk menerangkan Betapakah Ke Agungan KU sebenarnya.

Yaitulah Alam kafiruna_ `yaitu Alam yang tidak kelihatan yang bukan Syurga atau Neraka;

Justru Syurga dan Neraka kalau disatukan sekaligus menjadi KeagunganKU_ 'Termasuk engkau sendiri itu adalah dalam KeagunganKU dan kau mengatakan KepadaKU : GUSTI YANG MAHA AGUNG

Dan otakmu tidak akan sampai jika Kubawa untuk memikirkan ke Yang Sejauh itu_ 'Maka dulu engkau meski Berkenan Mengertikan sejelas - jelasnya tentang AKU

Tokh, masih percaya jika AKU mengatakan ada Syurga dilangit ketujuh,.?!

ƴά̲̣̥° itulah menunjukkan kekecilanmu.


Sekarang ya hari ini, bagi siapa yang sudah membawa KitabKU ini_ 'masih juga paturat ( Patuh Keparat ) bahwa langit ketujuh itu ada, berarti betapa kecilnya engkau itu lebih kecil daripada semut yang terkecil didunia;

Karena Semut yang terkecil itu Belum Pernah mempunyai kepercayaan sedemikian k e p a r a t nya.


Maka sekarang AKU bersabda kepadamu_ 'yang KU berinama

Sabda Pembimbing ( 2 )


Hai Manusia sadarilah Kepercayaanmu

Dan mengertilah Pakartimu

Karena AKU telah berkenan kepadamu

Membawa ke Pakarti Sejati.


Demikian Isi dari Surat Pamudaran 3 ini

Dan Aku tetap akan menulis terus sampai Kitab Suci ini menjadi Buku yang selesai penuh Pakarti Suci yang Agung segala pengertiannya bersifat ilmiah bahkan Maha Ilmiah yang nanti bisa dipakarti oleh orang_ 'Ahli Ilmu Jiwa Luhur_ 'Ahli Ilmu Jiwa Batin dan Ilmu Jiwa Pengetahuan Umum seluruh dunia.


Buku ini adalah Kitab Suci yang Tersuci_ 'Suci yang disucikan lagi sehingga menjadi Sejati yang Agung_ 'Betapa tidak karena Buku ini akan menjadi Sarat Sumber daripada segala Ilmu Pengetahuan Jiwa Manusia dan Ilmu Pengetahuan Batin Alam;

Maka hari ini Aku mengumumkan kepada Dunia_ Bahwa Sekarang telah ada Buku Ilmu Pengetahuan yang baru telah berkenan dengan nama : Ilmu Pengetahuan tentang Batin Alam dan inilah Buku yang berujud;

PIAGUNG SEJATI yang telah berkenan Tersastra oleh seorang........ dari Kota Surakarta, Sala.


Kepada segenap Sastrawan Agung didaratan bumi ini, Baik yang sedang berada tengah berlayar dilaut maupun dan atau tengah berawan diudara,

Kerumunilah Buku ini engkau dapat memperbaharui BUKUmu yang kau buat Salah 'Karena Panitian yang kurang Berkenan 'Maka titilah sekali lagi_ Seperti Aku telah Berkenan Meniti Lagi Kitab - kitab Suci yang Kuturunkan

Kitab Suci ini tidak pernah salah karena suatu kalimat kiasan itu tidak dapat dipersalahkan, Hanya yang manitilah masih kurang Prana.


Sari disini bukan sari terkecil bahkan yang terbesar, Meskipun ini Sari nya sari ƴά̲̣̥° karena sarinya suci menjadi suci yang telah disarikan lagi hasilnya adalah Kecil yang Terbesar di-Dunia_ ƴά̲̣̥° karena mengandung Sari Alam Semesta.

J

i

k

a

engkau telah merasa bergelar Sarjana di-daratan Bumi ini, engkau harus mensarikan sari yang telah disarikan lagi, Hasilnya menjadi, Kecil yang Terbesar karena mengandung Sari Alam Semesta


Apakah dunia Ilmu Pengetahuan sudah mencapai Ketinggian Ilmu yang sedemikian_ 'Kalau itu saja belum Bisa Mencapai.......

Mengapa akan mengilmiahkan Tuhan........