WEJANGAN SURYACANDRAKALA UNTUK MELIHAT WAKTU YANG BAIK DAN BURUK.


Bayang-bayang panjang dari kayu karena tertimpa cahaya Sanghyang Bhatara Surya dikatakan seukuran bayangan manusia sepanjang dua puluh satu pêcak. Ini dinamakan Surya Candrakala atau perhitungan matahari rembulan. Demikian penjelasannya.

1. Surya Candrakala pertama adalah ketika bayangan manusia belum terlihat sampai kepada munculnya bayangan manusia sepanjang dua puluh satu pêcak,  ini dikatakan sebagai Eka Surya Candrakala. 

Ketika penanggalan rembulan menginjak tanggal satu, maka Eka Surya Candrakala akan disebut dengan nama Mahesywara/Sywa, Dwi Surya Candrakala disebut dengan nama Wishnu, Tri Surya Candrakala disebut dengan nama Brahma, Catur Surya Candrakala disebut dengan nama Sri dan Panca Surya Candrakala disebut dengan nama Kala.

■ Mahesywara sangat baik, unggul dan agung.
■ Waktu Dari jam 6 pagi -8,23
 
2. Surya Candrakala kedua adalah ketika bayangan manusia sepanjang dua puluh satu pêcak mencapai ukuran bayangan manusia sepanjang sebelas pêcak,  ini dikatakan sebagai Dwi Surya Candrakala.

Ketika penanggalan rembulan menginjak tanggal dua, maka Eka Surya Candrakala akan disebut dengan nama Wishnu, Dwi Surya Candrakala disebut dengan nama Brahma, Tri Surya Candrakala disebut dengan nama Sri, Catur Surya Candrakala disebut dengan nama Kala dan Panca Surya Candrakala disebut dengan nama Mahesywara.

■  Wishnu baik, unggul dan agung
■ pukul 08.25 pagi hingga pukul 10.11 pagi

3. Surya Candrakala ketiga adalah ketika bayangan manusia sepanjang sebelas pêcak sampai kepada hilangnya bayangan manusia karena Sanghyang Bhatara Surya berada tepat di tengah-tengah kepala,  ini dikatakan sebagai Tri Surya Candrakala.

Ketika penanggalan rembulan menginjak tanggal tiga, maka Eka Surya Candrakala akan disebut dengan nama Brahma, Dwi Surya Candrakala disebut dengan nama Sri, Tri Surya Candrakala disebut dengan nama Kala, Catur Surya Candrakala disebut dengan nama Mahesywara dan Panca Surya Candrakala disebut dengan nama Wishnu.

■ Brahma buruk, tidak patut untuk pekerjaan yang baik.
■ pukul 10.18 pagi hingga pukul 01.11 siang

4. Surya Candrakala keempat adalah mulai dari hilangnya bayangan manusia sampai kemudian muncul kembali hingga menjelang matahari tergelincir di barat,  ini dikatakan sebagai Catur Surya Candrakala.

Ketika penanggalan rembulan menginjak tanggal empat, maka Eka Surya Candrakala akan disebut dengan nama SRI, Dwi Surya Candrakala disebut dengan nama Kala, Tri Surya Candrakala disebut dengan nama Mahesywara, Catur Surya Candrakala disebut dengan nama Wishnu dan Panca Surya Candrakala disebut dengan nama Brahma.

■ Sri itu baik
■ pukul 01.12 siang hingga pukul 03.35 sore

5. Surya Candrakala kelima adalah dari menjelang matahari tergelincir di barat sampai kepada surup surya,  ini dikatakan sebagai Panca Surya Candrakala.

Ketika penanggalan rembulan menginjak tanggal lima, maka Eka Surya Candrakala akan disebut dengan nama KALA, Dwi Surya Candrakala disebut dengan nama Mahesywara, Tri Surya Candrakala disebut dengan nama Wishnu, Catur Surya Candrakala disebut dengan nama Brahma dan Panca Surya Candrakala disebut dengan nama Sri.

Kala sangat-sangat buruk, tempat kecelakaan dan kemalangan. Namun untuk melakukan pekerjaan yang jahat, waktu Kala dipastikan akan banyak mendapatkan keberhasilan.
■ pukul 03.36 sore hingga pukul 05.59 sore

Setiap hari, Surya Candrakala ini akan bergulir tepat sesuai dengan ketentuan sebagaimana  disebutkan sebelumnya. Mulai dari Eka Surya Candrakala, Dwi Surya Candrakala, Tri Surya Candrakala, Catur Surya Candrakala hingga Panca Surya Candrakala. Namun demikian namanya akan berganti sesuai dengan penanggalan rembulan.  Terangnya demikian.

Menginjak penanggalan Candra tanggal enam, akan kembali seperti hitungan tanggal satu. Tanggal tujuh seperti tanggal dua. Tanggal delapan seperti tanggal tiga. Tanggal sembilan seperti tanggal empat dan tanggal sepuluh seperti tanggal lima. Demikian seterusnya.”

Nama para Dewata yang dipergunakan untuk menamai waktu Surya Candrakala memiliki makna tersendiri.

1. Mahesywara sangat baik, unggul dan agung.

2. Wishnu baik, unggul dan agung.

3. Brahma buruk, tidak patut untuk pekerjaan yang baik.

4. Sri itu baik

5. Kala sangat-sangat buruk, tempat kecelakaan dan kemalangan. Namun untuk melakukan pekerjaan yang jahat, waktu Kala dipastikan akan banyak mendapatkan keberhasilan.

Silakan dicatat.

Ki Ajar Jawadipa.
11 Oktober 2021.

》》》》》

KONVERSI WAKTU TRADISIONAL PȆCAK KE JAM MODERN.

1.  Eka Suryacandrakala sekitar pukul 06.00 pagi hingga pukul 08.23 pagi. (Pêcak 0-Pêcak 21)

2.  Dwi Suryacandrakala sekitar pukul 08.25 pagi hingga pukul 10.11 pagi. (Pêcak 21- Pêcak 11)

3.  Tri Suryacandrakala sekitar pukul 10.18 pagi hingga pukul 01.11 siang. (Pêcak 11 - Pêcak Têngah Bênêr)

4.  Catur Suryacandrakala sekitar pukul 01.12 siang hingga pukul 03.35 sore. (Pêcak Têngah Bênêr - Pêcak Lingsir)

5.  Panca Suryacandrakala sekitar pukul 03.36 sore hingga pukul 05.59 sore. (Pêcak Lingsir - Pêcak Surup)

》》》》》


Pada masa lampau, ketika Sanghyang Surya menjelma menjadi Maharsi Raddhi di tanah Nusantara Purba atau Ataladwipa, beliau mengajarkan 'Patrap Manembah' ke lima arah. Asal mula dari 'Patrap Manembah' ini adalah demikian.

1. Maharsi Raddhi melakukan tapa brata dengan menghadap ke Timur. Lama dia melakukan tapa brata adalah 5 bulan. Selama 5 bulan tersebut Maharsi Raddhi mendapat wejangan dari Bhatari Sri terkait dengan Kawruh kemakmuran lahir bathin. Bhatari Sri muncul dengan diiringi cahaya putih terang dan penampakan air yang jernih. Usai 5 bulan, Maharsi Raddhi mengubah arah hadap tapa brata ke selatan.

2. Maharsi Raddhi melakukan tapa brata dengan menghadap ke Selatan. Lama dia melakukan tapa brata adalah 9 bulan. Selama 9 bulan tersebut Maharsi Raddhi mendapat wejangan dari Bhatara Brahma terkait dengan Kawruh Kewibawaan,  Pengasihan dan menundukkan orang lahir bathin. Bhatara Brahma muncul dengan diiringi cahaya merah terang dan penampakan api menyala-nyala. Usai 9 bulan, Maharsi Raddhi mengubah arah hadap tapa brata ke barat.

3. Maharsi Raddhi melakukan tapa brata dengan menghadap ke Barat. Lama dia melakukan tapa brata adalah 7 bulan. Selama 7 bulan tersebut Maharsi Raddhi mendapat wejangan dari Bhatara Kala terkait dengan Kawruh beroleh Kekayaan, Siasat, Taktik beroleh kebutuhan harta benda duniawi. Bhatara Kala muncul dengan diiringi cahaya kuning terang dan penampakan angin yang dahsyat. Usai 9 bulan, Maharsi Raddhi mengubah arah hadap tapa brata ke utara.

4. Maharsi Raddhi melakukan tapa brata dengan menghadap ke Utara. Lama dia melakukan tapa brata adalah 4 bulan. Selama 4 bulan tersebut Maharsi Raddhi mendapat wejangan dari Bhatara Wisnu terkait dengan Kawruh Kesaktian, Jaya Kawijayan dan Perlindungan lahir batin. Bhatara Wisnu muncul dengan diiringi cahaya hitam terang dan penampakan bumi berguncangan. Usai 4 bulan, Maharsi Raddhi mengubah arah hadap tapa brata ke tengah.

5. Maharsi Raddhi melakukan tapa brata dengan menghadap ke timur, menyembah ke langit dan kemudian menyembah ke bumi. Lama dia melakukan tapa brata adalah 8 bulan. Selama 8 bulan tersebut Maharsi Raddhi mendapat wejangan dari Bhatara Syiwa terkait dengan Kawruh Kasampurnan, Kesejatian, Kamoksan dan Kalepasan. Bhatara Syiwa muncul dengan diiringi cahaya berwarna-warni terang. Usai 8 bulan, Maharsi Raddhi menyudahi tapa bratanya.

Dari perjalanan spiritual Maharsi Raddhi, kemudian diciptakan oleh beliau Sanggar Pamujan Majupat, lima tempat, sebagai tempat melakukan 'Patrap Manembah'. Satu Sanggar Pamujan di letakkan di tengah, sedangkan empat yang lain diletakkan di timur, selatan, barat dan utara.

Setiap hari Kliwon, Sanggar Pamujan yang berada di tengah  beliau pergunakan untuk 'Patrap Manembah'. Para Cantrik pun mengikuti apa yang beliau lakukan. Pada hari Legi, Sanggar Pamujan yang ada di timur dipergunakan. Pada hari Pahing, Sanggar Pamujan yang ada di selatan yang dipergunakan. Pada hari Pon, Sanggar Pamujan yang ada di barat dipergunakan. Dan pada hari Wage, Sanggar Pamujan yang ada di utara yang dipergunakan.

Sanggar Pamujan itu letaknya berjauhan, terletak di desa yang berbeda. Sehingga setiap kali Maharsi Raddhi dan Cantrik berpindah Sanggar Pamujan, masyarakat banyak yg mengikuti. Dan tanpa sadar, transaksi ekonomi terjadi. Inilah awal mula fenomena 'Pasaran' di Jawa. Yaitu setiap salah satu dari hari lima, yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage, di salah satu desa akan mengumpul banyak orang untuk melakukan transaksi ekonomi. Sampai sekarang, di desa2 di Jawa, hal ini masih berlaku.


KRT. Sastrasasangka (Ki Ajar Jawadipa)
20 Agustus 2022

》》》》》

Pada perkembangan selanjutnya, kelima Bhatara dan Bhatari ini diambil namanya menjadi perhitungan Surya Candra Kala sebagaimana sudah kita wedarkan terdahulu.

1. Surya Candra Kala pertama : Maheswara (Syiwa)
2. Surya Candra Kala kedua  : Wishnu
3. Surya Candra Kala ketiga : Brahma.
4. Surya Candra Kala keempat : Sri
5. Surya Candra Kala kelima : Kala

》》》》》

Cara perhitungan waktu surya candra kala