Wedaran sedulur papat

Banyak kita ketahui atau pernah mendengar pengertian sedulur papat kelimo pancer. Ini adalah peninggalan para leluhur sejak dulu yang ada di nusantara. Mungkin sebagaian orang pernah di beri pengertian dasarnya saja dan mungkin saja ada yang masih melanjutkan mengamalkan dari sebuah perguruan silat atau belajar spiritual.
 
Dalam amalan jawa ada mantra yang banyak di internet beredar dan cara penggunaan berbeda-beda tapi pada intinya sama tergantung seseorang menghayati nya seperti apa. Orang Yang memasuki ruang terdalam sedulur bathin/papat nya akan mampu memperdayakan kegaiban. Carilah kitab nya dalam perenunganmu mugi iso ketampa seng gawe hurip pangerten sejati.
 
Sekilas di bawah ini mengenai sugesti/mantra

"Marmarti kakang kawah, adi ari-ari, getih, puser ( nama ) kadhangku kang lahir bareng sedino lan kadhangku kang lahir bareng sewengi. Sang rojo bardah ingsun.
Ingsun arso (......) sebutkan apa niatnya
Ewang-ewangono ingsun....

Mantra ini lebih nyaman saat posisi menjelang tidur, kenapa harus tidur ? saat orang tertidur semua kehidupan ini telah lebur dalam kondisi kesadaran sudah terlepas dan tidak mengenali jejak fisik/raga seseorang, yang ada hanya bentuk kegaiban jiwa dan ruh. Ucapan mantra akan lebih penting memahami dahulu mengenai makna sedulur papat, jika ada keraguan hal tersebut akan melunturan semua ucapan mantra ...

Sugesti ini bukan semata hanya rapalan melainkan penghayatan batin. Tulisan dari sansekerta terdahulu memang tidak langsung membuka terapan sugesti tersebut langsung instan jadi. Ada proses tahapan yang panjang karena sifat kegaiban sulit di pahami secara sadar dan yang bisa mencerna adalah jalur bathin itu sendiri. Percaya dan yakin dahulu untuk bisa sampai penerapan sedulur papat karena pada dasarnya bersifat gaib/sangat halus di butuhkan pemahaman secara luas.
Mungkin sebagaian orang bertanya dari ajaran siapa dan agama nya apa ?
Ini tidak terkait keagamaan melainkan jalan spiritual mengenal jati diri siapa kita. Ketahuilah ruh di dalam diri mu sendiri tidak nampak dan bentuknya pun tidak di ketahui melainkan bentuk kegaiban. Asal usulnya ruh yang harus kamu ketahui sebagai pancer agar lebih berkesadaran penuh.....yah ! meskipun itu ada anggapan delusi sebagian orang tapi tak mengapa itulah proses awal jangan surut terus melanjutkan sampai pada titik kesejatian.
 
Jalan mengenal diri sudah di kenalkan sejak ratusan tahun para leluhur agung kita di nusantara, sampai-sampai kejayaan nusantara mampu membuat peradaban dengan di ciptakan candi-candi yang begitu memberi makna tersendiri. 
Wedaran sedulur papat Sebagai landasan berkelanjutan bagi pemerhati budaya yang terus membangun komunikasi bagi generasi selanjut nya untuk mengenal spiritual yang tinggi, namun sifatnya rahasia tidak umum di kalayak masyarakat.
 
Berbicara sedulur 4 memang nyeleneh, sampai-sampai di alam rahim seorang Ibu, para leluhur agung  masih memperhitungkan secara spiritual. Bahkan juga di berikan ulasan sebelum lahir nya manusia.

Simbol Warna dan arah mata angin

# Putih posisi di timur yang di sebut kakang kawah letak nya matahari terbit dan di posisikan sebagai tempat dewa Iswara/Sywa.
Hari pasaran LEGI
rujukan posisi kakang kawah seperti hal nya hamemetri hayuning jagat atau di semua arah.
( kesadaran )

# kuning posisi di barat yang di sebut adi ari-ari  dan di posisikan sebagai tempat dewa mahadewa. Hari pasaran PON rujukan posisi ada di bawah.
( Pikiran )

# Merah posisi di selatan yang di sebut getih dan di posisikan sebagai tempat dewa Brahma.
Hari pasaran PAHING Rujukan posisi bisa di belakang pancer.
( Perasaan )

# Hitam posisi di utara yang di sebut puser dan di posisikan sebagai tempat dewa Wisnu.
Hari pasaran WAGE Rujukan posisi ada di depan.
( Ingatan )
 
Untuk pancer sendiri hari pasaran KLIWON posisi nya di tengah di posisikan sebagai tempat dewa Siwa


 Gambar mungkin berisi: teks yang menyatakan 'Wage Sabtu Minggu Jum'at Senin Pon Legi Kliwon Rabu Selasa Kamis Pahing'
 
 
Nb :
Mengenai petunjuk keberadaan para dewa memang tidak ada kaitannya. jika di telisik lebih dalam semua arah mempunyai para penjaga yang semesti nya sebagai penanda, maka nya perlulah menaiki puncak lebih tinggi untuk mengenal dan selaras.

Mereka semua di sebut pamomong atau penjaga manusia. Tidak semua orang mampu untuk mengenali atau melihat nya perlu tataran kebatinan yang tinggi. Cara tradisi jawa untuk mengenali nya, pada hari kelahiran dan di sesuaikan dengan weton biasanya melakukan tradisi yang sudah ada. bisa melaksanakan puasa pati geni, menyuguhkan bubur merah dan jajanan pasar. 
 
Bentuk ritual sedulur papat bukan hanya saja sebagai penghormatan saja, lebih di tekankan menghadirkan/memperhatikan mereka dalam setiap hari. Selaraskan roh pancer bersama roh sedulur papat untuk tujuan tertentu bisa berupa penghayatan batin atau dengan cara meditasi.
Mitologi sedulur papat dari setiap orang yang mengalami berbeda2 apa yang sudah di jalani.
 
Pandangan penulis kenalilah mereka dari yang terdekat di dalam dirimu. Di antaranya Tubuh ini di sekelilingi peredaran darah yang dominan dan ada kaitan di pernafasan sebagai pompa kesempurnaan untuk mengalirkan pada ruang2 tertentu seperti pusar. Maka nya sebagai tali jiwa ada di ruang pernafasan, tak ayal sejak dulu banyak orang melaksanakan bertapa/semedi.
 
Sedulur papat yang di sebut getih ternyata masih ada kaitan dengan kundalini meskipun pembenaran ini hanya sebatas penghayatan secara tidak obyektif bagi penulis. Kundalini di kenal sudah sejak lama pada agama hindu dan penerapan ilmunya di kupas dengan metode pemahaman yang lebih terbuka bagi generasi sekarang. Kundalini sendiri harus di latih dengan mengolah nafas dengan penerapan meditasi untuk menyentuh pada titik-titik rahasia cakra di dalam tubuh, cakra tersendiri terdiri dari 7 cakra utama beserta simbol dan warna. Penulis tidak mengetahui apa sebab simbol ular di dalam tubuh karena tidak ada kaitan hanya saja yang terbaca sekilas mengesankan "siapa yang bisa menggerakkan polah energi di dalam tubuh ini akan mampu memperdayakan diri"

Jiwa jawa 💯
Terpujilah kita semua

(((((( hooong )))))


PAPAT KALIMO PANCÊR.

Sarwahayu. Tubuh Fisik manusia ini tercipta dari 5 unsur material :

1. Banyu (Air)
2. Gêni (Api)
3. Angin
4. Lêmah (Tanah)
5. Angkoso (Ruang)

Kelima unsur disebut Ponco Mohobuto. Ponco maknanya lima, moho maknanya utama, buto maknanya adalah perwujudan material. Dengan demikian Ponco Mohobuto bermakna : Lima Perwujudan Material Utama.

Banyu (Air) menciptakan segala unsur cair dalam tubuh kita, yaitu darah, lendir, dsb.

Gêni (Api) menciptakan segala unsur panas dalam tubuh kita, yaitu panas tubuh.

Angin menciptakan segala unsur udara yang ada di dalam tubuh kita, yaitu prono, apono, wyono, dsb.

Lêmah (Tanah) menciptakan segala unsur fisik dalam tubuh kita, yaitu daging, otot, tulang, sumsum, dsb

Angkoso (Ruang) menciptakan unsur ruang yaitu celah, rongga dan lobang yang ada di dalam tubuh kita.

Dikatakan Ponco Mohobuto memiliki kedudukan pada bumi manusia (jagad agung) dan juga diri manusia (jagad alit) sebagai berikut :

1. Banyu (Air) berkedudukan di arah timur. Oleh karenanya arah timur dilambangkan berwarna putih. Adapun arah timur pada badan fisik manusia mengacu kepada paparu (paru-paru).

2. Gêni (Api) berkedudukan di arah selatan. Oleh karenanya selatan dilambangkan berwarna merah. Adapun arah selatan pada badan fisik manusia mengacu kepada jajantung (jantung).

3. Angin berkedudukan di arah barat. Oleh karenanya barat dilambangkan berwarna kuning. Adapun arah barat pada badan fisik manusia mengacu kepada polo (otak).

4. Lêmah (Tanah) berkedudukan diarah utara. Oleh karenanya utara dilambangkan berwarna hitam. Adapun arah utara pada badan fisik manusia mengacu kepada ati (hati).

5. Angkoso (Ruang) berkedudukan diarah tengah. Oleh karenanya tengah dilambangkan berwarna mancawarna. Adapun arah tengah pada badan fisik manusia mengacu kepada têlênging ati (pusat hati).

Ini yang dikenal sebagai pola PAPAT KALIMO PANCÊR (Empat Arah Kelima Pusat).

Ponco Mohobuto sendiri adalah unsur material yang menciptakan badan fisik semua makhluk hidup. Baik makhkuk alam bawah (Dhêngên), alam tengah (Manungsa/manusia) atau alam atas (Hyang/dewata). Perbedaan terletak pada komposisi unsur yang berbeda. Dhêngên lebih banyak unsur Api dan Angin. Manusia lebih banyak unsur Tanah dan Air. Hyang lebih banyak unsur Ruang dan Api.

Adapun pola PAPAT KALIMO PANCÊR (Empat Arah Kelima Pusat) ini juga terjadi pada tataran  Jiwa Manusia, dikenal dengan SADULUR PAPAT KALIMO PANCÊR, dan didapatkan juga pada tataran yang lebih tinggi, tataran Ilahi.

Hanya dengan memahami hal ini, maka perjalanan menggapai pencerahan, menggapai kesempurnaan sejati memiliki patokan pasti, yang terarah, yang tidak akan tersesat jalan.

Nuwun.

KRT. Sastrasasangka (Ki Ajar Jawadipa)
29 Oktober 2022.