Iwan pertama | Menjelang hari kemerdekaan 17 agustus pada tahun 2019 kita bisa melihat di semua pedesaan dan perkotaan meramaikan dengan cara memasang tiang bendera merah putih dan pernak-pernik lampu hiasan merah putih, perlombaan dan carnaval. Moment hari kemerdekaan indonesia harus di lanjutkan terus menerus dan di bangkitkan setiap generasi selanjut nya. Merayakan hari kemerdekan sebagai orang tua wajib menceritakan dan mengenalkan anak sejak dini bahwa hari kemerdekaan indonesia harus di rayakan dengan rangkaian kebudayaan bisa dengan cara memakai baju tradisional budaya setempat, sikap menjaga kerukunan agama tanpa ada yang di sudutkan, menjaga professionalitas dalam bermedia sosial.
Dan rangkaian selanjutnya merayakan hari kemerdekaan  bagi Generasi muda saat ini banyak terintegrasi di dunia digital yang sangat berperan penting untuk jangka panjang dan kita lihat setahun sebelum nya banyak berupa informasi syarat sebaran-sebaran berita yang tidak layak di konsumsi secara umum seakan di benturkan dari golongan satu dengan golongan yang lain. Saat nya bergerak membangun budaya bangsa indonesia berdiri kokoh paling terdepan dengan segala ancaman di Bumi pertiwi.
Selebih nya Lihat lah indonesia dengan Senyuman....

Baca juga :

PARTAI GEMAH RIPAH


Kenalkan kepada semua dunia bahwa indonesia merupakan negara yang berdaulat menjunjung kebudayaan dengan norma-norma kesusilaan. Indonesia adalah tempat tanah air kita yang menjunjung kesamaan dari banyak beragam suku, budaya dan keagamaan dan mempersatukan dengan bahasa indonesia dan pancasila menjadi ideologi bangsa yang satu.

Berikut ini adalah teks pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,
Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa mahapenting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun! Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.
Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di dalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami: 
                                                 PROKLAMASI

"Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan


dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya"

Djakarta, 17 Agustus 1945


Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada suatu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita!Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.


Peran dan Tantangan Generasi Milenial

Potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda ternyata sudah disadari oleh Presiden RI Pertama, Bapak Ir. Soekarno sejak era kemerdekaan RI. Kutipan pidato  Presiden ini, menyiratkan pesan yang sangat kuat bagaimana pemuda bisa menciptakan perubahan. ( “Beri Aku 10 Pemuda, Niscaya Akan Ku Guncangkan Dunia”. ).
Dalam konteks kemerdekaan, peran generasi pemuda sangat diperlukan untuk bertempur melawan penjajah dengan sekuat tenaga, cucuran darah, dan keringat. Kekuatan  yang dimiliki generasi muda dibutuhkan untuk mempertaruhkan nyawa demi merebut NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ) dari tangan penjajah. Sejarah membuktikan, bahwa gerakan generasi muda  membawa Indonesia masuk ke Gerbang Pintu Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Latar belakang sejarah tersebut melahirkan bukti, bahwa  generasi muda merupakan bagian dari perubahan sosial dari generasi ke generasi. Hal ini rasanya tidak akan berubah sampai kapanpun, jika melihat karakter psikologis pemuda yang notabene sedang memasuki masa aktif, reaktif, kreatif, dan kritis dalam masa perkembangan sosial manusia. Tentu sudah menjadi sebuah keniscayaan untuk menyematkan label agen perubahan (agent of change) di pundakgenerasi muda.

Dunia saat ini sudah move on memasuki era millennials. Era ini digambarkan sebagai periode waktu di mana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi generasi di dalamnya. Generasi millennials menjadi sebutan bagi orang yang lahir sekitar tahun 1980 hingga 1999. Artinya, masyarakat yang kini berusia 18-35 tahun diklasifikasikan sebagai kaum millennials.

Perbedaan yang menjadi ciri khas kaum millenial dengan generasi sebelumnya diantaranya bahwa perkembangan teknologi sekarang ini telah menjadikan  para millenial masuk ke dalam dunia digital. Inilah salah satu letak perubahan tantangan generasi muda “zaman now “ sebutan bagi kaum millenial untuk menggambarkan masa kini. Setidaknya ada tiga peran pemuda di era millennials, yaitu sebagai agent of changeinnovator, dan promoter bangsa.

Peran apa yang harus dilakukan dalam bela negara Indonesia?. Bela negara berarti sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)  yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk berperanserta dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan 

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewajiban, keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, merupakan hak yang dimiliki setiap warga negara Indonesia. Pada masa sekarang, bela negara bukan hanya menghadapi ancaman militer berupa agresi dan pelanggaran wilayah, melainkan juga menghadapi ancaman nonmiliter.
Ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat. Ancaman nonmiliter, seperti masuknya paham komunisme dan liberalisme,  pengaruh negatif dari kemajuan iptek ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ).

Generasi muda harus mencoba untuk tidak selalu menjadi “buruh” di negara lain. Sudah waktunya generasi mudaberkarya untuk negeri. Membuat sesuatu dengan ciri khas Indonesia. Generasi muda harus tahu apa yang dikerjakan, kita juga harus cerdas dan yang paling penting adalah bisa bekerja sama dalam perbedaan, karena Indonesia adalah keberagaman dan kesatuan demi menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia yang dicintai.

Di zaman millenial  yang lekat dengan kecanggihan teknologi, telah mengubah tren Peran dan Tantangan generasi muda. Pemuda di zaman millenial ini,  memiliki peran sebagai pengisi kemerdekaan NKRI dengan menjadi agent of changeinnovator, dan promoter bangsa. Tantangan yang dahulu bersifat kolonialisme, kini telah berevolusi menjadi kompetisi global. Musuh generasi muda yang harus diperangi bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan ketidakmampuan dalam menyaingi cepatnya arus perkembangan zaman.

Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara Forum Indonesia Millenial Movement yang berlangsung tanggal 9 – 13 November 2018 di Kota Tua Jakarta, Presiden meminta para generasi muda dari berbagai daerah untuk beralih dari kebiasaan menebar ujaran-ujaran kebencian ke pernyataan-pernyataan positif yang menjaga persatuan dan optimisme bangsa. Istilah peralihan kebiasaan tersebut, disebut Presiden Jokowi sebagai ‘hijrah’. Presiden meminta generasi milenial hijrah dalam berbagai hal. Antara lain, dari ujaran kebencian ke ujaran kebenaran, dari pesimisme ke optimisme dan dari kegaduhan ke persatuan. Indonesia Millenial Movement merupakan sebuah forum yang dibentuk organisasi Ma’arif Institute yang mempertemukan 100 anak muda dari berbagai daerah untuk merumuskan usaha perdamaian, pencegahan ekstremisme dan perdamaian.

Saat Tahun 2017 di Kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. (4/8/2017), Presiden Joko Widodo juga mengajak semua kalangan untuk bersiap menghadapi perubahan karena generasi Y atau generasi millenial itulah yang nanti mempengaruhi pasar, ekonomi dan politik.

Kemunculan generasi Y (sebutan lain dari generasi millenial) sebagai agen pembawa perubahan akan sangat mempengaruhi pasar, baik politik maupun ekonomi Indonesia dalam kurun 5 – 10 tahun ke depan. Hal ini disampaikan Presiden untuk menyadarkan kepada semua bahwa perubahan global, betul betul ada, dan sudah nyata.

Penulis berkesimpulan, disinilah peran generasi muda, sebagai sosok  yang dinamis, optimis dan penuh semangat kerja, diharapkan bisa membawa ide-ide segar, pemikiran-pemikiran kreatif  dan inovatif, sehingga dunia tidak selalu dihadapkan pada hal-hal zaman old. Dengan kata lain generasi mudaharus menjadi pelopor dan pemimpin masa depan yang lebih baik dari pemimpin masa kini.

Untuk itu, mari sukseskan pembangunan dengan penuh semangat kerja, demi masa depan bangsa Indonesia yang jaya tercinta. Maju terus pantang mundur dan lanjutkan jangan berhenti di jalan wahai generasi muda ku. Kita bekerja untuk negeri, semangat terus jangan berhenti, gotong royong sesuai visi dan memperkuat jati diri. Semoga..... sekretariat kabinet republik indonesia.

Langkah ke depan yang perlu di lakukan Milenial muda pada hari kemerdekaan indonesia adalah :

#Berprestasi
#Menjagapersatuanindonesia
#Mengembangkanbudayaindonesia
#Mengembangkankreatifitasmediasosial
#onlinekerakyatan