Per hari ini 200 orang menyatakan bergabung dalam partai politik baru yang saya inisiasi, yaitu Partai Gemah Ripah. Namun tidak semua yang bergabung otomatis menjadi kader karena saya menetapkan 6 kriteria untuk menyeleksi siapapun yang hendak bergabung dalam gerakan perubahan yang revolusioner ini, yaitu: Tingkat kesadaran, kecocokan dalam partai politik, kualitas benih spiritual, loyalitas, ketulusan niat dan daya tahan pada godaan. Sejak awal saya dan orang-orang di lingkaran inti dalam pembentukan partai politik ini, tidak berorientasi pada jumlah. Ini kerja jangka panjang untuk memulihkan tatanan politik di Indonesia agar kembali berlandaskan hikmat kebijaksanaan.

Partai yang saya inisiasi ini, besar atau kecilnya dia nanti, dia jadi prototipe partai politik yang benar-benar menerapkan Pancasila. Pancasila bukan menjadi pemanis bibir tapi menjadi api yang menyala di sanubari.

Kembali merujuk pada 6 kriteria di atas, saya melarang murid-murid saya yang tingkat kesadaran spiritualnya tinggi tapi tak cocok dalam peran politik praktis untuk bergabung secara struktural di dalam partai. Saya juga mencegah bergabungnya para guru spiritual yang memang harus konsisten di jalurnya karena tak berjatah di politik praktis

Seterusnya, siapapun yang ambisius, punya niatan menunggangi partai, saya sudah tahu sejak awal dan ada mekanisme untuk menjauhkannya atau membuatnya pergi.

Partai politik ini memang ada untuk menghimpun para satria pinandhita yang pasti sanggup membawa bangsa ini mencapai keadaan gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja.

Baca Juga :


BINTANG SEGI LIMA: JALAN MENJADI MANUSIA ILAHI


Kita punya Pancasila sebagai dasar negara. Dalam keheningan saya disadarkan bahwa Pancasila adalah jalan hidup yang agung: ini adalah panduan spiritual untuk menjadi manusia ilahi. Simbol Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, memandu kita pada tataran Jumbuh Kawula Gusti, Unio Mystica, atau Wihdatul Wujud.
Simbol Bintang ini menuntun kita untuk mengerti 5 hal mendasar:

1. Semua bersumber kepada realitas yang sama, kekosongan absolut, nalar kita menjulukiNya sebagai Tuhan Yang Maha Esa.

2. Proses terjadinya manusia berjalan dengan cara emanasj, bermula dari mewujudnya Tuhan YME sebagai Spirit/Roh Kudus/Diri Sejati/Nur Muhammad. Inilah esensi dari setiap diri, sumber dari kasih murni dan kebijaksanaan tertinggi di dalam diri.

3. Selanjutnya Spirit memanifestasi sebagai Soul/Sukma/Jiwa, sebagai satu entitas pribadi yang punya kebebasan berkehendak dan menempati alur evolusi menuju kesempurnaannya

4. Satu fase evolusi dari Jiwa itu adalah dengan terlahir di Bumi sebagai manusia yang berbungkus tubuh fisik.

5. Manusia yang menekuni jalan hening cipta, niscaya mengalami pemurnian jiwa dan disingkapkan baginya Diri Semesta/Tubuh Kosmik yang memuat kecerdasan dan kekuatan semesta.

Tataran Manusia Ilahi tercapai saat jiwa menjadi murni karena tertuntun sepenuhnya oleh Diri Sejati, lalu sadar penuh terhadap realitas Kesatuan Agung: Kesatuan dengan kekosongan absolut yang meluruhkan keakuan. Lalu, tubuh fisik menyatu selaraa dengan Tubuh Kosmik, segenap sel kita memuat kekuatan dan kecerdasan tertinggi di jagad raya.
Siapa contoh manusia Ilahi di Nusantara? Dulu, ada Bung Karno yang bahu membahu dengan JFK mengguncang dunia. Sebelumnya ada Tribuana Tunggadewi yang membawa Majapahit ke era keemasan, ada juga Prabu Airlangga dan Ken Arok. Segala cerita miring tentang tokoh-tokoh itu hanyalah bagian dari propaganda untuk membuat kita tak sadar akan jalan keagungan bangsa kita. Terlebih soal Bung Karno, suatu saat pasti tersingkap misteri yang lama tersembunyi, di antara nya ada sosok Bung karno yang sebenar nya tidak meninggal dalam keadaan merana.