Iwan Pertama | Manusia ini makhluk Ilahi. Karena Ruh manusia sejatinya adalah percikan dari Tuhan secara langsung. Ruh tidak diciptakan. Ruh ditiupkan. Ruh adalah nafas Allah. Oleh karenanya manusia dikatakan segambar dengan Allah. Segambar bukan karena bentuk fisik manusia serupa dengan Allah. Segambar karena Ruh manusia adalah bagian dari Allah. Ketika Allah Maha Abstrak, maka demikian juga Ruh. Ketika Allah suci, maka demikian juga Ruh. Segambar bukan pada bentuk fisik, karena Allah dan Ruh tidak memiliki bentuk tertentu. Allah dan Ruh tidak bisa digambarkan dengan gambaran apapun. Bahkan dalam bathin sekalipun, selembut apapun gambaran tersebut. Oleh karenanya benar apa yang dikatakan bahwasanya manusia adalah Keilahian yang tengah mengalami kehidupan duniawi.
Iblis dan setan adalah
Maya atau Illusi Semesta yang bertanggung jawab mengecoh Ruh manusia
secara langsung sehingga Ruh tidak lagi bisa mengenali siapa dirinya
yang sejati sebagai percikan Allah. Maya menjerat dengan erat, menabiri
kesejatian secara penuh, menelikung secara kokoh sehingga tiada celah
bagi Ruh untuk bisa menjenguk kesejatian dirinya. Tiada jengkal yang
tidak ditakupi olehnya, tiada sudut yang tidak ditutupi olehnya. Dipicu
oleh kekuatan dahsyat dari Maya, pada akhirnya Ruh tidak lagi bisa
menyadari kebersatuannya dengan Tuhan. Ruh menjadi bodoh, Ruh tidak lagi
memahami bahwa sebenarnya dirinya adalah Ilahi. Ruh terjerumus ke dalam
jerat material, ke dalam kesengsaraan duniawi, semakin jauh dari
Sangkan Paraning Dumadi atau Asal dan Tujuan Seluruh Makhluk yaitu Tuhan
itu sendiri. Semuanya disebabkan oleh Maya.
Sesungguhnya
Maya inilah Iblis. Maya inilah raja kegelapan yang sebenarnya. Maya
inilah sang penyesat yang sejati. Dan Maya lahir dari bayangan keruh
Tuhan! Dia terlahirkan oleh imbas dari kehendak Tuhan mewujudkan dunia
material. Ketika dunia material harus terbentuk, maka dualitas baik
buruk, atas bawah, tinggi rendah niscaya harus ada. Begitu Tuhan
berkehendak untuk mewujudkan dunia material, maka dualitas pertama yang
hadir adalah bayangan keruh Tuhan alias Maya! Sehingga dualitas
mula-mula adalah : Tuhan sebagai kutub kebaikan, Maya sebagai kutub
kejahatan. Jangan terkecoh dengan dongengan bahwa Iblis adalah sesosok
makhluk yang memiliki individu. Bahkan jangan pernah pula mengira bahwa
Tuhan juga sesosok individu! Kisah semacam itu perlu untuk dikupas
dengan kesadaran jernih sehingga Anda tidak terjerumus kepada pembodohan
secara turun-temurun.
Bersumber
dari Maya, seluruh racun-racun keduniawian bermunculan tiada habisnya.
Beranak-pinak tiada terhitung. Terus menerus bertambah-tambah. Tidak
pernah musnah. Malah semakin bertambah-tambah. Seluruh godaan duniawi
yang menyeret Ruh untuk tenggelam ke dalam kehidupan material sehingga
sanggup melupakan kesejatian Ruh sebagai percikan Tuhan, semua itu
adalah anak cucu dari Maya. Racun-racun tersebut menyimpul kepada tiga
hal, harta, tahta dan wanita atau lelaki penggoda. Karena suguhan
racun-racun tersebut, Ruh benar-benar menjadi budak bagi kehidupan
material. Kesadaran Ruh menjadi hanya tercurah bagi kehidupan duniawi
saja. Ruh sama sekali telah melupakan siapa sesungguhnya dirinya.
Racun-racun
keduniawian yang terus-menerus menyeret Ruh kepada kehidupan material
seperti ini disimbolkan sebagai setan. Yaitu makhluk anak cucu Iblis
yang terus menerus lahir dan beranak pinak tiada habisnya. Lagi-lagi,
Anda jangan terkecoh dengan menganggap bahwa setan adalah sesosok
makhluk yang memiliki kepribadian, sesosok individu, sebuah eksistensi
personal. Setan tak lebih hanyalah simbol dari racun-racun duniawi
belaka. Dikatakan, Iblis dan setan tidak bisa mati sebelum kiamat
terjadi. Dan yang dimaksud dengan matinya setan ketika kiamat terjadi
adalah, ketika Ruh sudah bisa menyadari dan mengalami sepenuhnya
kebersatuannya dengan Tuhan, maka kiamat terjadi. Kiamat (Qiyamah)
artinya bangkit berdiri alias ngadêg njênggelek. Iblis dan setan akan
mati ketika kesadaran Ruh bangkit berdiri.
Iblis
dan setan akan mati ketika Ruh sudah mencapai maqam tertinggi, Tajjali,
yaitu melihat Tuhan secara langsung dengan mata bathin yang terdalam!
Iblis dan setan akan mati ketika Ruh menyatu sepenuhnya dengan Tuhan!
Manunggaling Kawula Gusti! Dan di sanalah kiamat sejati terjadi. Di
sanalah, setan dan Iblis akan mati! Mati bagi Ruh yang sudah bisa lepas
dari jerat dan tipu daya mereka!
Dalam
tradisi Tasawwuf Islam, Maya dikenal sebagai Hijab. Sesungguhnya apa
yang disebut sebagai Iblis tiada lain adalah penggambaran secara
simbolis dari Hijab tersebut! Iblis dan setan bukan eksistensi personal.
Keduanya adalah eksistensi dari Illusi Semesta dan racun-racun duniawi
sebagai turunan dari Illusi Semesta tersebut.
Berlimpah
ruah dongengan kuno tentang Iblis dan setan, sejatinya semua hanya
sekedar metafora belaka. Kalau mau berfikir jernih, jika memang Iblis
dan setan adalah sosok personal, sesosok makhluk, maka yang menjadi
pertanyaan mendasar : masa sih Tuhan menciptakan Iblis dan setan hanya
sekedar untuk menjadi penghuni neraka selamanya? Tuhan menjadi tampak
konyol dan tidak memiliki keadilan kepada makhluknya jika demikian.
Harusnya Iblis dan setan demo besar-besaran karena keberadaan mereka
diciptakan hanya sekedar menjadi bahan bakar-bakaran semacam sate
selamanya. Oalah! Nasibmu! Wkwkkw…
#DamarShashangka
#IwanPertama
#IwanPertama
0 komentar:
Posting Komentar